Malang, SERU.co.id – Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Sunan Giri Malang kembali menggelar Wisuda Sarjana Hukum ke-26. Pihaknya optimis mencetak lulusan yang berintegritas dan berdedikasi tinggi.
Ketua STIH Sunan Giri, Dr H Mochammad Mochtar SH MSi mengungkapkan, ada 130 wisudawan dalam wisuda kali ini. Wisudawan berasal dari dua SK Yudisium, yakni angkatan 2020 dan 2021.
“Kami berharap alumni STIH Sunan Giri memiliki integritas, kompetensi dan bermoral. Sehingga ketika terjun di tengah masyarakat, mereka menjadi sarjana hukum yang andal dan bertanggung jawab,” seru Mochtar, Minggu (2/11/2025).
Mochtar mengatakan, pihaknya menyeleksi empat wisudawan terbaik pada periode ini. Diharapkan, keempatnya mampu menjadi penyemangat bagi mahasiswa yang sedang menjalankan tugas akhir perkuliahan.
Ia juga mendorong para lulusan untuk tidak berhenti pada jenjang sarjana. Akan tetapi, melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, seperti program magister hukum maupun pendidikan profesi.
“Kalau ada kesempatan dan kemauan, kami sangat mendukung mereka melanjutkan ke pascasarjana. Banyak yang sudah kami bantu dengan rekomendasi ke Universitas Brawijaya dan kampus lainnya,” ungkapnya.
*Kurikulum Terpadu dan Dosen dari Praktisi
Sejak tahun 1993, STIH Sunan Giri tidak lagi menggunakan sistem penjurusan. Program studi Ilmu Hukum kini bersifat satu kesatuan, meski tetap memiliki konsentrasi, yakni Hukum Bisnis dan Hukum Litigasi.
Mochtar menjelaskan, pihaknya banyak melibatkan praktisi hukum seperti pengacara, jaksa dan hakim untuk mengajar. Proses pembelajaran langsung dari praktisi mendorong mahasiswa memiliki keilmuan sekaligus keterampilan yang bisa diterapkan di dunia kerja.
“Kami ingin mencetak lulusan yang siap pakai. Karena itu, dosen dari kalangan praktisi hukum kami libatkan, supaya mahasiswa mendapat bekal langsung dari lapangan,” jelasnya.
Bekal Moral dan Kejujuran Modal Lulusan yang Berintegritas
Selain kompetensi akademik, Mochtar menekankan, pentingnya pembentukan karakter dan moral bagi mahasiswa hukum. Ia menilai, kondisi hukum di Indonesia saat ini memprihatinkan, sehingga sarjana hukum dituntut bisa dipercaya untuk menjadi pribadi berintegritas dan menjadi rujukan masyarakat.
“Sekolah hukum sebetulnya membentuk kita menjadi orang yang dipercaya. Maka, selain bekal keilmuan, mahasiswa juga harus punya moral dan kejujuran,” terangnya.
STIH Sunan Giri menginginkan semua lulusannya menjadi sarjana hukum yang bertakwa dan berintegritas. Menurutnya, hal ini tidak lepas dari keunggulan STIH Sunan Giri terkait penanaman nilai-nilai integritas dan wibawa kepada mahasiswa.
“Kami tekankan, jadilah orang yang berwibawa. Wibawa itu bukan hanya soal sikap, tapi juga soal kejujuran dan bisa dipercaya. Kalau mau jadi orang besar, harus jujur,” pungkasnya.
Mochtar optimis, lulusan yang berintegritas juga menjadikan lulusan tersebut berdedikasi tinggi dalam pekerjaan. Baik bagi lulusan yang baru memulai bekerja maupun lulusan yang berlatar belakang pekerja di sektor pemerintahan, kepolisian, hingga lembaga sosial. (bas/mzm)








