Malang, SERU.co.id – Angka pengangguran terdidik di Kota Malang masih tergolong tinggi. Melihat situasi tersebut, Wali Kota Malang berupaya mendorong penurunan melalui berbagai langkah strategis, salah satunya pengadaan job fair.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang memang mengalami penurunan. Namun, angka pengangguran terdidik masih tergolong tinggi dibandingkan daerah lain di Jawa Timur.
“Angka pengangguran terdidik di tahun 2025 mencapai 7,3 persen, sementara pengangguran terbuka turun dari 6,8 persen menjadi 6,1 persen,” seru Wahyu, usai membuka job fair di GOR Ken Arok, Rabu (29/10/2025).
Ia menjelaskan, Kota Malang merupakan kota pendidikan dengan jumlah lulusan perguruan tinggi yang tinggi setiap tahunnya. Meski begitu, banyaknya lulusan tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.
“Berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan angka pengangguran, salah satunya melalui penyelenggaraan job fair. Ini menjadi salah satu langkah kami memberikan kesempatan bagi para pencari kerja untuk bisa mendapatkan peluang kerja yang sesuai,” ungkapnya.
Adapun terkait menurunnya angka pengangguran terbuka dipengaruhi oleh tumbuhnya sektor ekonomi informal. Pekerjaan sebagai kreator konten banyak diminati generasi muda di era digital.
“Banyak masyarakat yang beralih menjadi wirausaha maupun kreator konten. Tapi pekerjaan ini masih termasuk kategori pekerjaan informal,” ujarnya.
Wahyu menargetkan angka pengangguran Kota Malang dapat ditekan hingga 6 persen melalui berbagai program pemberdayaan tenaga kerja. Ini menjadi bagian dari visi misinya dalam Dasa Bakti, yakni Ngalam Idrek.
Sementara, Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita menilai, perlu dilakukan pemetaan dan pendataan lebih komprehensif. Hal ini penting untuk memahami penyebab utama tingginya pengangguran terdidik.
“Kita perlu tahu faktor-faktor yang mempengaruhi, apakah kurangnya lapangan kerja atau ketidaksesuaian kompetensi. Pemetaan ini bisa dibantu dengan platform PDKTSam Reborn, agar semua dinas dapat menggunakan data yang sama dan lebih terintegrasi,” jelasnya
Baca juga: Pemkot Malang Dorong UMKM Pesantren Naik Kelas Lewat Halal Market Day
Perempuan yang akrab disapa Mia itu juga mendorong gencarnya pelaksanaan job fair. Di sisi lain, peningkatan kompetensi bagi masyarakat sangat penting, agar penyerapan di dunia kerja lebih optimal.
Salah satu peserta job fair asal Lowokwaru, Desinta Putri Ramadhani mengaku, kegiatan ini sangat membantu pencari kerja. Ia merasa lebih bisa mengenal berbagai peluang yang tersedia.
“Ini pertama kali saya ikut job fair, ternyata banyak perusahaan yang buka lowongan. Saya tertarik di bidang administrasi atau HR/SDM, sesuai dengan jurusan saya, manajemen,” ujarnya.
Desinta sebelumnya bekerja sebagai staf administrasi di sebuah taman kanak-kanak selama dua tahun. Namun, akhirnya ia memutuskan untuk mencari pekerjaan baru yang lebih sesuai dengan bidangnya.
“Dengan job fair ini saya bisa tahu lebih banyak pilihan perusahaan, seperti OT Group, Gacoan, dan Indomaret. Harapan saya lekas mendapatkan pekerjaan sesuai bidang yang saya tekuni,” pungkasnya. (bas/mzm)








