Jakarta, SERU.co.id – Presiden Prabowo Subianto tiba di Mesir menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian. Kehadiran Prabowo di forum internasional tersebut menegaskan peran aktif Indonesia dalam diplomasi perdamaian dunia. Situasi di Timur Tengah sendiri memasuki fase krusial, dimulai dengan pembebasan sandera oleh Hamas dan gencatan senjata.
Presiden Prabowo tiba menggunakan pesawat kepresidenan Garuda Indonesia-1. Selama di Mesir, Presiden Prabowo dijadwalkan menghadiri forum KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh yang akan dihadiri sejumlah pemimpin dunia. Dalam pertemuan itu, Prabowo dijadwalkan menyaksikan upacara penandatanganan perjanjian perdamaian dan penghentian perang di Gaza.
KTT tersebut dihadiri oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Raja Yordania Abdullah II, Emir Qatar Syekh Thamim bin Hamad Al Thani. Kemudian Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Arab Saudi Muhammad bin Salman Al Saud dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Kehadiran Indonesia dalam forum itu disebut mencerminkan peran strategis dan komitmen kuat Indonesia. Khususnya dalam menciptakan perdamaian dunia, sebagaimana amanat Pembukaan UUD 1945. Selain itu, undangan resmi kepada Presiden Prabowo menunjukkan pengakuan internasional atas peran diplomatik Indonesia di Timur Tengah.
Di tengah agenda diplomatik tersebut, media Israel, Times of Israel memuat laporan, Presiden Prabowo akan tiba di Israel, pada Selasa (14/10/2025). Dimana hal tersebut menjadi kunjungan pertama seorang kepala negara Indonesia ke negara itu.
Namun, kabar tersebut dibantah tegas oleh Kementerian Luar Negeri RI.
“Tidak ada rencana sebagaimana diberitakan tersebut,” seru Direktur Informasi dan Media Kemlu RI, Hartyo Harkomoyo, dikutip dari CNN Indonesia, Senin (13/10/2025).
Sementara itu, situasi di Timur Tengah memasuki fase krusial. Presiden AS Donald Trump dilaporkan telah mendarat di Israel. Bersamaan dengan dimulainya pembebasan sandera Israel oleh Hamas di Jalur Gaza.
Trump mengatakan, kelompok Hamas kini mendapat lampu hijau. Terutama untuk melakukan operasi keamanan internal selama masa gencatan senjata yang disepakati.
“Hamas ingin menghentikan masalah, sehingga mereka mendapatkan persetujuan untuk periode waktu tertentu,” ujar Trump, dilansir Reuters.
Dalam rencana perdamaian yang diusulkannya, Trump meminta agar Hamas melucuti senjata. Begitu juga mengakhiri kekuasaan mereka atas Jalur Gaza sebagai syarat utama perdamaian jangka panjang. (aan/mzm)