Begini Kronologi Maba Unsri Dipaksa Berciuman Sesama Jenis

Begini Kronologi Maba Unsri Dipaksa Berciuman Sesama Jenis
Pihak kampus langsung memanggil terduga senior di balik aksi berciuman paksa. (ist)

Palembang, SERU.co.id – Jagat maya digegerkan dengan beredarnya video berdurasi 24 detik memperlihatkan mahasiswa baru Universitas Sriwijaya (Unsri). Mahasiswa baru (Maba) Unsri dipaksa berciuman dengan teman sesama jenis. Pihak kampus langsung mengambil langkah tegas dan membentuk tim investigasi.

Aksi tersebut diduga dilakukan oleh senior Fakultas Pertanian, Program Studi Teknologi Pertanian, dalam kegiatan himpunan mahasiswa. Dalam video yang viral, terdengar suara senior memberi instruksi. Senior lain ikut bersorak, memaksa Maba melakukannya. Selain ciuman, para Maba juga ditantang untuk berkelahi

Bacaan Lainnya

“Ayo cium, giliran cium pacar mau tapi kalau cium teman sendiri saja malu,” seru salah seorang kakak tingkat.

Menurut keterangan pengurus Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (HIMATETA), kegiatan hari itu awalnya berlangsung normal. Koordinator Kebersihan, Arjuna Satria menyebut, pagi dimulai dengan aksi gotong royong bertajuk We Can Take for Cleaning (WTC).

“Kami bersih-bersih jurusan hingga taman belakang. Suasananya akrab dan kekeluargaan,” jelasnya.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sesi formal berupa pembinaan ketua angkatan hingga pukul 15.30 WIB. Namun, situasi berubah setelah acara resmi selesai. MD Wirandra, mengaku sebagai penggerak kegiatan menyebut, ide permainan spontan muncul dari dirinya dan seorang alumni bernama Ryan.

“Permainan inilah yang memicu insiden pemaksaan ciuman. Kami mungkin tidak berpikiran panjang. Ide itu tidak kami pertimbangkan dampaknya,” sesal Wirandra.

Kepala Humas dan Protokol Unsri, Nurly Meilinda, membenarkan peristiwa tersebut terjadi di Prodi Teknologi Pertanian. Ia menyebut pihak kampus langsung mengambil langkah tegas.

“Sudah dipanggil, sudah diberi teguran. Langkah tercepat adalah membekukan HIMATETA selama setahun,” ujarnya, dikutip dari detikcom, Selasa (23/9/2025).

Nurly menambahkan, Unsri telah membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus ini. Jika terbukti ada pelanggaran, sanksi akan dijatuhkan. Mulai dari teguran, pembinaan, hingga skorsing, sesuai hasil pemeriksaan.

Sementara itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri ikut turun tangan merespons kasus perpeloncoan tersebut. Ketua BEM Unsri, Pasha Fazillah Afap menyatakan, pihaknya telah membuka hotline pengaduan khusus.

“Hotline ini untuk mendata korban dan memberi pendampingan. Bahkan sampai ke ranah hukum sesuai aturan yang berlaku,” jelasnya.

BEM juga menyiapkan konseling bagi korban, sekaligus mendesak rektorat memberikan perlindungan dan pemulihan psikis.

“Dipaksa mencium sesama bisa meninggalkan trauma. Kami minta pimpinan Unsri segera ambil langkah nyata agar kekerasan semacam ini tidak terulang,” tegas Pasha, dilansir dari Kompascom. (aan/mzm)

disclaimer

Pos terkait