Probolinggo, SERU.co.id – Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Dapil Pasuruan – Probolinggo dari Fraksi Partai Golkar, H.M Hasan Irsyad turut menghadiri kegiatan Gotong Royong Kerja Bakti Massal dalam rangka World Cleanup Day yang dipusatkan di Sungai Legundi, Kota Probolinggo, Sabtu (20/9/2025).
Hasan Irsyad turut serta melakukan pembagian tempat sampah kepada para relawan dalam kegiatan tersebut. Anggota Komisi C DPRD Jatim tersebut turum bersama ratusan peserta dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jatim maupun DLH Kota Probolinggo, Marinir, Pramuka, serta para relawan, jajaran PU SDA Jatim bahu-membahu membersihkan sampah.
Kegiatan ini menjadi bagian dari semangat “Menuju Indonesia Bersih 2029” sekaligus “Revitalisasi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA)”, dengan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kebersihan dan kelestarian sumber daya air.
Sebagai gerakan global yang telah diakui PBB sejak 2018, World Cleanup Day kini diikuti lebih dari 180 negara. Indonesia sendiri konsisten menorehkan prestasi membanggakan dengan jumlah relawan terbanyak di dunia selama tujuh tahun berturut-turut. Tahun ini, pelaksanaan WCD Indonesia berlangsung 15 September hingga 15 Oktober, dengan aksi puncak diimbau pada 20 September.
Di Jawa Timur, sejumlah daerah juga turut melaporkan pelaksanaan WCD pada Sabtu (20/9/2025). Kota Surabaya menggelar aksi bersih-bersih pantai, Kabupaten Magetan fokus membersihkan sungai, saluran dan drainase, sementara Kabupaten Lamongan mengadakan bersih-bersih pasar serta kerja bakti massal di instansi masing-masing.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan ajakan kepada seluruh masyarakat Jawa Timur untuk memperkuat komitmen menjaga lingkungan melalui gerakan World Cleanup Day (WCD) 2025. Khofifah menjelaskan, WCD merupakan gerakan global yang diakui PBB sejak 2018 dan kini telah diikuti lebih dari 180 negara. Indonesia sendiri selama tujuh tahun berturut-turut menjadi negara dengan jumlah relawan terbanyak di dunia.
“Prestasi ini harus menjadi semangat agar aksi bersih tidak hanya simbolis, tapi benar-benar membawa dampak nyata bagi lingkungan,” tegasnya.
Pelaksanaan WCD Indonesia 2025 berlangsung 15 September hingga 15 Oktober, dengan puncak kegiatan serentak di seluruh kabupaten/kota pada 20 September. Sejumlah daerah di Jawa Timur turut berpartisipasi, di antaranya Surabaya dengan bersih-bersih pantai, Magetan membersihkan sungai dan drainase, serta Lamongan yang menggelar kerja bakti massal di pasar dan instansi.
Menurut Khofifah, keterlibatan Indonesia dalam WCD sejalan dengan target RPJMN 2025–2029, yaitu 100 persen sampah terkelola pada tahun 2029. Untuk itu, pengelolaan sampah harus dimulai dari sumber dengan teknologi ramah lingkungan sehingga yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) hanyalah residu. “Hal ini juga menjadi syarat penting bagi kota-kota untuk meraih penghargaan Adipura,” ujarnya.
Sungai Legundi yang menjadi lokasi utama kegiatan disebut Khofifah tengah menghadapi persoalan serius akibat pencemaran sampah organik dan anorganik. Sampah organik berlebih menyebabkan pendangkalan sungai, sementara sampah anorganik seperti plastik dan kaleng mengancam ekosistem serta kesehatan manusia karena sulit terurai. “Kita perlu mengubah paradigma dari sekadar menimbun di TPA menuju pengelolaan berbasis teknologi ramah lingkungan,” imbuhnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah di Jawa Timur pada 2024 mencapai 6,57 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, baru 54,96 persen yang terkelola, sementara 45,04 persen sisanya masih menumpuk dan banyak TPA kini dalam kondisi kelebihan kapasitas.
Untuk mengatasi darurat sampah, Khofifah mengajak seluruh lapisan masyarakat membersihkan titik-titik sampah liar sekaligus mengubah gaya hidup menuju minim sampah. Ia juga mendorong dunia usaha, BUMN/BUMD, hingga instansi pemerintah dan swasta untuk berpartisipasi aktif dalam kerja bakti massal. “Kita tidak hanya membersihkan lingkungan, tapi juga menanamkan nilai kebersamaan dan kepedulian,” katanya.
Khusus bagi generasi muda, Khofifah menyerukan pola hidup ramah lingkungan dengan kebiasaan sederhana, seperti membawa tumbler, menolak plastik sekali pakai, menghabiskan makanan, hingga mengomposkan sisa makanan.
“Setiap langkah kecil akan memberi dampak besar. Ingat, bumi tidak membutuhkan kita, tapi kitalah yang membutuhkan bumi,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Gubernur Jatim juga mencanangkan revitalisasi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) untuk menjaga keseimbangan siklus hidrologi dan kualitas sumber air.
Menutup sambutannya, Khofifah menegaskan komitmen Pemprov Jatim untuk menjadi motor penggerak pengelolaan sampah dan lingkungan berkelanjutan.
“Mari kita kawal bersama target Indonesia Bersih 2029 sekaligus revitalisasi GN-KPA. Kita wariskan lingkungan yang sehat dan nyaman, bukan tumpukan sampah plastik,” pungkasnya. (arc/ono)