239 Babi di Lembata Mati Sejak Mei 2024, Dua Positif Virus ASF

Ratusan babi mati, peternak diimbau memperhatikan biosekuriti kandang dan higienitas pakan ternak. (ist) - 239 Babi di Lembata Mati Sejak Mei 2024, Dua Positif Virus ASF
Ratusan babi mati, peternak diimbau memperhatikan biosekuriti kandang dan higienitas pakan ternak. (ist)

Lembata, SERU.co.id – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, NTT, mengonfirmasi penemuan dua sampel babi positif virus African Swine Fever (ASF). Sejak Mei 2024, angka kematian babi di Lembata mencapai 239 ekor babi. Hingga dikeluarkan pelarangan pengiriman babi maupun olahan daging babi dilarang untuk mencegah penularan.

Plt Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Lembata, Theresia Making menyampaikan, dilarang mengirim babi antar wilayah. Begitu juga mengedarkan daging secara bebas guna mencegah penularan virus demam babi afrika tersebut

Bacaan Lainnya

“Kota Lewoleba menjadi daerah dengan kematian ternak babi terbanyak. Untuk itu, pencegahan perlu terus dilakukan. Di antaranya pelarangan pengiriman ternak babi antar kecamatan dan desa,” seru Theresia.

Lebih lanjut, Theresia mengungkapkan, pelarangan lalu lintas juga berlaku pada produk olahan berbahan dasar daging babi. Warga juga dilarang memotong babi yang sakit atau mati untuk dijual maupun dibagi-bagikan. Pencegahan ini penting mengingat vaksin atau obatnya belum ditemukan.

“Ternak babi yang sudah mati sebaiknya dikuburkan dengan mandiri. Untuk itu, edukasi dan sosialisasi dengan mobil pengumuman keliling akan terus dilakukan,” bebernya.

Terakhir, ia mengimbau kepada para peternak agar memperhatikan biosekuriti kandang dan higienitas pakan ternak. (aan/rhd)

disclaimer

Pos terkait