Jakarta, SERU.co.id – Bibit Siklon Tropis 96S telah berada di selatan wilayah Indonesia. Diprediksi berkembang jadi siklon tropis yang dapat memicu cuaca ekstrem di berbagai daerah yang ada di Indonesia.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengimbau, masyarakat untuk lebih berhati-hati, mengingat kemunculan bibit siklon tropis ini akan memicu terjadinya cuaca ekstrem.
“Kemunculan bibit siklon baru ini akan memicu terjadinya cuaca ekstrem. Jadi mohon kepada masyarakat diharapkan untuk lebih berhati-hati dan waspada,” ungkap Dwi.
Baca juga: BMKG Imbau Cuaca Ekstrem Wilayah Jawa Timur Sepekan ke Depan
Analisis BMKG terkait Bibit Siklon Tropis 96S seperti dilansir akun resmi BMKG, Bibit Siklon Tropis 96S terpantau di Samudra Hindia Selatan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pusat sirkulasinya berada pada posisi sekitar 10,8° LS 119,3° BT dengan kecepatan angin maksimum 15-20 knots (28-37 km/jam) dan tekanan udara minimum 1.006 hPa.
“Dalam 24-48 jam ke depan, Bibit Siklon Tropis 96S berpeluang rendah menjadi siklon tropis. Sedangkan dalam 48-72 jam ke depan berpeluang sedang-tinggi menjadi siklon tropis dengan arah gerak ke arah barat daya-selatan menjauhi wilayah Indonesia,” kata BMKG, Jumat (5/4/2024).
Adapun, dampak adanya Bibit Siklon Tropis 96S terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan. Berupa hujan, gelombang laut tinggi dan angin kencang.
Hujan sedang hingga lebat:
1. Bali
2. Nusa Tenggara Barat (NTB)
3. Nusa Tenggara Timur (NTT)
Angin kencang:
1. Jawa Timur
2. Bali
3. NTB
4. NTT
Baca juga: BMKG: Angin Puting Beliung Berlangsung Hingga Akhir Februari
Gelombang laut tinggi 1,25-2,5 meter (Moderate Sea):
1. Samudra Hindia selatan Kupang-Pulau Rote
2. Perairan selatan Pulau Sumba
3. Perairan selatan Kupang-Pulau Rote
Gelombang laut tinggi 2,5-4 meter (Rough Sea):
1. Samudra Hindia selatan NTB
2. Samudra Hindia selatan Pulau Sumba
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan, siklon tropis atau angin topan, merupakan badai yang berputar dengan cepat. Biasanya angin topan tersebut dimulai di lautan wilayah tropis, dengan kecepatan, ukuran dan intensitas yang bervariasi.
Diameter siklon tropis biasanya berkisar 200 hingga 500 kilometer, namun dapat mencapai 1.000 kilometer. Sebelum menjadi siklon tropis, badai tersebut berstatus bibit siklon dengan ukuran dan kecepatan lebih kecil.
“Siklon tropis merupakan bencana alam paling berbahaya kedua, setelah gempa bumi,” seru WMO, dalam rilisnya.
Baca juga: Cuaca Terasa Lebih Panas Dibanding Angka Suhu Perkiraan, BMKG Ungkap Alasannya
Mengutip dari situs Joint Typhoon Warning Center (JWTC), berikut beberapa tahapan status perkembangan siklon tropis:
1. Rendah (Low): siklon tropis berpotensi tak berkembang dalam 24 jam.
2. Menengah (Medium): siklon tropis dapat berkembang dan diperkirakan terjadi lebih dari 24 jam.
3. Tinggi (High): siklon tropis sepertinya berkembang dalam 24 jam.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan, kondisi cuaca di wilayah Indonesia ini juga didukung oleh Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO). Serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam beberapa hari kedepan. Selain itu, suhu muka laut yang hangat mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah Indonesia.
Sementara Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan, kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat/angin kencang di sebagian wilayah Indonesia hingga 11 April 2024 mendatang.
“Mohon dipahami yang kami sampaikan ini adalah kondisi secara umum atau general di masing-masing wilayah. Untuk mendapatkan informasi cuaca yang lebih akurat dengan resolusi yang lebih tinggi di setiap kecamatan. Mohon untuk dapat melihat atau mengunjungi aplikasi InfoBMKG untuk mengetahui informasi cuaca dengan perubahan cuaca setiap 3 jam,” tandasnya. (hms/rhd)