Batu, SERU.co.id – Satu unit mini bus dari Unit Kimia dan Bahan Radioaktif (KBR) Gegana Polda Jatim dan mobil Labfor Cabang Surabaya disiagakan (standby) di lokasi ledakan Jalan Mawar, Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Ditambah lagi satu unit mobil pemadam kebakaran dari Dinas Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Batu.
Selain itu, sekitar 30 personel gabungan dari Densus, Polres, Polsek dan Koramil juga tampak bersiaga menjaga lokasi ledakan yang terjadi, Rabu (21/6/2023) kemarin. Kapolres Batu, AKBP Oskar Syamsuddin SIK MT, melalui Kapolsek Junrejo, AKP Anton Hendry Subagiyo mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil dari pemeriksaan terhadap benda-benda yang ditemukan di sekitar lokasi ledakan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan maka Armada pemadam kebakaran juga di-standby-kan.
“Saat pemadaman dan penyiraman kemarin masih ada asap yang keluar dari TKP. Sehingga mobil pemadam kebakaran di standby kan di lokasi lengkap dengan satu regu pemadam,” serunya.
Anton sapaannya mengatakan, sambil menunggu hasil pemeriksaan zat-zat kimia, petugas gabungan ini akan tetap berada di lokasi yang merupakan pabrik keramik milik Suatmaji. Sementara itu, korban ledakan yang juga diduga sebagai pembuat Mercon, Waluyo (28) dilarikan ke rumah sakit Saiful Anwar Malang setelah dirawat di RS UMM. Ia dilarikan Rabu sore untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif dengan alat yang lebih lengkap.
“Korban mengalami luka bakar sekitar 70 Persen,” ungkapnya.
Lokasi itu sendiri adalah rumah produksi Keramik milik Suatmaji yang disewa oleh seorang pemuda bernama Waluyo Tirto Nugroho. Tempat produksi itu memang sedikit lebih masuk ke dalam dari permukiman rumah warga. Saat kejadian, warga yang kaget mendengar ledakan dan mengetahui Waluyo terluka mencoba menolongnya.
“Awalnya, warga mengira ledakan itu dari proses pembuatan keramik sehingga warga mendekati sumber suara. Tapi setelah ada ledakan kedua, warga langsung berlarian menjauhi pabrik keramik tersebut,” imbuhnya.
Sementara itu, seorang pedagang Elpiji, Murdani (70 tahun) mengaku, Waluyo memesan Elpiji ke kios pangkalan miliknya dua hari sebelum kejadian. Murdani sempat khawatir bahwa yang meledak adalah tabung Elpiji 12 kilogram yang baru dibeli korban. Karena itu ia pun cemas akibat kejadian ledakan yang terjadi Rabu, 21 Juni siang kemarin.
“Saya takutnya itu dari gas (tabung Elpiji) 12 kilogram yang saya antarkan ke anaknya,” pungkasnya. (dik/mzm)