Bangunan SMP Satap Brau Bumiaji Nyaris Ambruk Karena Pergerakan Tanah

Salah satu sudut ruangan SD dan SMP Satap Brau Bumiaji yang rusak. (ist) - Bangunan SMP Satap Brau Bumiaji Nyaris Ambruk Karena Pergerakan Tanah
Salah satu sudut ruangan SD dan SMP Satap Brau Bumiaji yang rusak. (ist)

Batu, SERU.co.id – Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kota Batu, meningkatkan ancaman terhadap bencana longsor maupun tanah bergerak. Selain membuat jalur perbatasan Batu dan Kabupaten Malang di sisi jalur utara terputus, ternyata juga menimbulkan pergerakan tanah dan membuat bangunan sekolah SD SMP Satu Atap Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, rawan ambruk.

Peristiwa pergerakan tanah yang terjadi, pada Jumat (2/12/2022) lalu, kini membuat penghuni sekolah semakin was-was hingga terpaksa memindahkan tempat belajar siswanya.

Baca Lainnya
iklan hut malkot 109 pemkot malang
iklan hut malkot 109 perumda
Bangunan SMP Satap Brau Bumiaji Nyaris Ambruk Karena Pergerakan Tanah,Sekolah Nyaris Ambrol,Pergerakan Tanah,Sekolah Satap Brau Bumiaji,Batu,Kota Batu
Bangunan SMP Satap Brau Bumiaji Nyaris Ambruk Karena Pergerakan Tanah,Sekolah Nyaris Ambrol,Pergerakan Tanah,Sekolah Satap Brau Bumiaji,Batu,Kota Batu
Bangunan SMP Satap Brau Bumiaji Nyaris Ambruk Karena Pergerakan Tanah,Sekolah Nyaris Ambrol,Pergerakan Tanah,Sekolah Satap Brau Bumiaji,Batu,Kota Batu
iklan hut malkot 109 pemkot malang
iklan hut malkot 109 perumda
IklanHUTMalkot109UM
IklanHUTMalkot109IBU
IklanHUTMalkot109SERU
previous arrowprevious arrow
next arrownext arrow

Kepala SD Satu Atap, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu,  Siti Roichatul Chasanah Mpdi mengatakan, di SD tersebut memiliki 3 Kelas yang masing-masing ruangannya dibagi dua, sementara jumlah siswa didik sebanyak 44. Kerusakan dimulai atas pintu dan atap, disusul bagian samping tembok sebelah kamar kecil membuat kerusakan pada ruang guru dan ruang kepsek. Dikarenakan tanah sawah yang berada di sebelah sekolah sudah terjadi longsor, ikut mengancam bangunan sekolah yang berada disebelahnya.

“Oleh BPBD kita disarankan untuk mengosongkan ruang guru dan ruang kepsek dan pindah ke ruang kelas, jadi nanti anak anak juga akan kami pindahkan untuk bergabung dengan ruang kelas lainnya atau belajar di mushola,” serunya.

Untuk menanggulangi kerusakan sekolah yang lebih parah lagi, pihaknya mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak BPBD Batu. Bahkan, BPBD telah mendatangkan ahli yang bisa melihat kondisi tanah. Namun diakui, kondisi ini membuat para tenaga pendidik was-was, terutama bagi keselamatan siswa.

“Saya bertugas disini baru 3 bulan. Retakan yang saya lihat semakin lama semakin lebar. Sementara solusi dari BPBD, ya kita kosongkan dulu ruangan ini. Kami sudah mulai memindahkan barang-barang sedikit demi sedikit,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakasek SMP Satu Atap Susi Dian Fitriana juga mengaku khawatir dengan  keretakan yang semakin melebar, terutama antara tembok SD dan SMP. Lantai yang ada di gedung SMP juga banyak yang pecah.  Kebocoran pada atap milik SMP juga tidak sudah terjadi sebelumnya. 

Berita Terkait