Optimis Kendalikan Pergerakan Inflasi, Pemkot Malang Ambil Dua Langkah Ini

Wali Kota Malang, Sutiaji, didampingi Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi. (bim) - Optimis Kendalikan Pergerakan Inflasi, Pemkot Malang Ambil Dua Langkah Ini
Wali Kota Malang, Sutiaji, didampingi Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi. (bim)

Seperti yang diketahui, jika angka inflasi Kota Malang periode Juli 2022 tercatat sebesar 0,76 persen lebih besar dari bulan sebelumnya yaitu 0,61 persen. Dengan angka tersebut, beberapa harga komoditas di pasaran mengalami lonjakan.

Tingkat inflasi di Kota Malang sendiri, utamanya di dorong oleh beberapa kelompok pengeluaran penyumbang inflasi. Salah satunya yaitu kelompok pengeluaran transportasi uang memiliki andil sebesar 0,15 persen.

Bacaan Lainnya

“Iya terpantau (lonjakan), saya kira di Kota Malang yang mempengaruhi banyak di sektor transportasi. Lalu kebutuhan anak dasar sekolah, itu juga masuk pertumbuhan dan perkembangan dikit termasuk hunian rumah tapi insyaallah kita terus lakukan pantauan,” tutur Sutiaji.

Dari hasil koordinasi, langkah kedua yang akan diambil oleh Pemkot Malang untuk mengendalikan angka inflasi yaitu dengan operasi pasar. Namun dirinya mengaku, jika masih belum adanya regulasi yang mengintruksikan untuk pelaksanaan pemantauan di lapangan, dalam hal ini yaitu operasi pasar. Menurutnya, operasi pasar dilakukan jika dibutuhkan saja.

Dengan kondisi tersebut, Pemkot Malang masih terkendala dengan anggaran guna melakukan operasi pasar. Meskipun demikian, pihaknya akan menginisiasi melalui penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk melakukan hal tersebut.

“Cuma untuk anggarannya kan masih normal sedikit sekali untuk operasi pasar. Nanti misalnya kita bisa dengan CSR untuk melakukan gerakan itu,” kata Sutiaji.

Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan, untuk beberapa komoditi saat ini mengalami penurunan harga. Seperti halnya harga cabai, yang beberapa waktu lalu harga dari komoditas tersebut sempat di angka Rp100 ribu per kilonya.

“Ada beberapa komiditi pangan yang mempengaruhi inflasi, saya kira cabai sudah turun, bawang turun. Namun ada beberapa yang menjadi pengungkit nilai inflasi kita yang tidak terkendali. Contohnya di sektor non pangan, yang pangan kan hanya cabai aja, kemarin (harga) telur dan daging ayam terpantau,” pungkasnya. (bim/mzm)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *