Wabah Cacar Monyet Meluas, Dosen FK UB: Waspada dan Jangan Panik

Dosen FK Universitas Brawijaya Dr. dr. Dhelya Widasmara, SpKK (K). (ist) - Wabah Cacar Monyet Meluas, Dosen FK UB: Waspada dan Jangan Panik
Dosen FK Universitas Brawijaya Dr. dr. Dhelya Widasmara, SpKK (K). (ist)

Dr Dhelya, sapaan akrabnya menyebutkan, penularan virus monkeypox terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan hewan, manusia, atau bahan yang terjangkit atau terkontaminasi virus. Kemudian virus masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit atau luka yang sangat kecil (walaupun tidak terlihat), saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut). Sedangkan Penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran, kontak langsung dengan cairan tubuh atau material dari lesi (seperti darah), atau kontak tidak langsung.

“Penularan antar manusia diperkirakan terjadi terutama melalui droplet (percikan) pernapasan. Percikan droplet tidak dapat bertahan lama dan terbang jauh, maka diperlukan kontak tatap muka yang lama,” tukasnya.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, dr Lala menyampaikan, monkeypox adalah jenis penyakit yang bisa sembuh sendiri. Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi virus Monkeypox. Sehingga pengobatan simptomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul.

“Penanganan awal yang dapat dilakukan di rumah apabila muncul tanda dan gejala serta terdapat riwayat kontak dengan penderita monkeypox adalah pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi. Istirahat total dan makan makanan yang bergizi, banyak minum air putih dan bila demam dapat diberikan obat penurun panas,” ungkapnya.

dr Lala juga menambahkan, apabila muncul ruam seperti lentingan berisi air, jangan digaruk atau dipecah. Untuk mengurangi rasa gatal, cukup dikompres dengan kassa dan cairan infus. Pasien juga akan diberikan obat antihistamin. (bim/mzm)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait