Kediri, SERU
Dalam rangka memantapkan program yang dicanangkan, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia atau Kemenperin RI gencar menciptakan wirausaha baru di lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur. Upaya ini dilakukan, agar para lulusan Pondok Pesantren bisa andil dan ikut serta mendorong penumbuhan industri kecil dan menengah (IKM).
“Selama ini, kami terus melaksanakan berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya pada pengembangan IKM di lembaga pendidikan keagamaan termasuk pondok pesantren,” kata Dirjen IKMA Kemenperin, Gati Wibawaningsih, saat kunjungan kerja di Ponpes Wali Barokah Kediri, Jawa Timur, Kamis (5/9/2019).
Bersamaan dengan itu, Ganti juga memberikan sambutan saat peresmian Program Penumbuhan Wirausaha Baru di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kota Kediri.
“Kami yakin program ini mampu mendukung pemerataan ekonomi nasional. Karena, jumlah pondok pesantren di Indonesia sangat banyak,” urainya.
Menurutnya, berdasarkan sensus Kementerian Agama di tahun 2014-2015, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan mencapai 28.961 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan total santri sekitar 4.028.660 santri.
Dari total 28.961 pondok pesantren tersebut, sekitar 23.331 pondok pesantren (80 persen) di antaranya tersebar di empat Provinsi, meliputi, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.
” Jawa Timur sendiri, pada 2016 tercatat jumlah IKM nya ada 851.319 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak lebih dari 2 juta orang. Lalu, jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Dan, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan Pondok Pesantren,” jelasnya.
Gati juga menjabarkan, program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM di Pondok Pesantren Wali Barokah diberikan dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin/peralatan produksi roti.
” Pada kegiatan bimbingan teknis ini diawali dengan materi kewirausahaan yang diikuti 100 orang peserta. Sedangkan untuk materi teknis produksi pengolahan roti, GMP dan Kemasan diikuti oleh 20 orang peserta sampai dengan tanggal 6 september 2019,” ujarnya.
Selain pelaksanaan bimbingan teknis WUB, Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian juga memberikan bantuan mesin peralatan sebanyak 16 jenis.
“Fasilitasi ini kami berikan agar bisa dipergunakan untuk meningkatkan produktivitas para santri dalam pengolahan produksi roti,” tandasnya.
Sementara, Pimpinan Pondok Pesantren Wali Barokah, H. Sunarto, menyambut baik pelaksanaan program santripreneur yang diinisiasi oleh Kemenperin, karena dapat menambah kegiatan positif bagi para santri di lingkungan pondok. Selain itu, melalui usaha ini nanti, para santri berguna bagi masyarakat menumbuhkan perekonomian daerah setempat seperti penyerapan tenaga kerja.
” Pondok pesantren ini memiliki 4.597 santri ini, juga memiliki unit usaha berupa koperasi sebagai wadah pemasaran produk yang dihasilkan para santri di lingkungan pesantren” katanya. (bud)