Jakarta, SERU.co.id – Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, KH.
Noer Muhammad Iskandar meninggal dunia, Minggu (13/12/2020). Kabar duka tersebut disampaikan oleh akun Instagram @asshiddiqiyah.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Allahummahjurni fi mushibati wakhluf li khairan minha. Telah wafat guru, Abah kami tercinta: Abah Dr. K.
H Nur Muhammad Iskandar,
SQ, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah sekitar pukul 13.41 WIB di RS Siloam Kebon Jeruk.”
Almarhum dikenal sebagai sosok pendakwah yang memiliki caranya sendiri. Beliau menyampaikan ilmu dengan gaya modern dan metropolis. Beliau juga membuat kosakata ‘santri’ sangat familiar di Ibu Kota Jakarta.
KH. Noer Muhammad Iskandar lahir di Banyuwangi, 5 Juli 1955. Beliau pernah menimba ilmu sebagai santri di PP Lirboyo. Beliau kemudian mendirikan Ponpes Asshidiqiyyah, Kedoya, Kebun Jeruk, Jakarta. Di tahun 1970-an, hal tersebut merupakan sebuah keberanian besar, sebab tak banyak santri yang berani merantau ke Jakarta.
Dalam kenangan Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa, sosok almarhum dikenang sebagai santri yang mampu menaklukkan Jakarta. Terlebih, dengan cara-caranya yang modern dan metropolis.
“Almarhum adalah santri dari PP Lirboyo yang mampu menaklukkan Jakarta dengan mendirikan Pesantren Asshidiqiyyah, Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pada akhir 1970-an sangat sedikit santri yang berani merantau ke Jakarta dengan segala karakter yang keras, modernis, dan cosmopolitan,” papar Ali.
Ali juga mengungkap, KH Noer Muhammad Iskandar mampu membangun hubungan ke berbagai kalangan.
“Almarhum Gus Dur adalah karib beliau dalam berpolitik, begitu semisal Rhoma Irama kawan berdakwah ke kalangan artis dan kaum milenial,” imbuhnya. (hma/rhd)