Malang, SERU.co.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat, sekitar 8 ribu kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sepanjang tahun 2025. Memasuki musim pancaroba, pihaknya memberikan sejumlah peringatan bagi masyarakat untuk menekan angka kasus.
Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif mengungkapkan, ISPA masih menjadi salah satu dari 10 penyakit terbanyak yang dialami masyarakat. Gejala umum penyakit ini meliputi batuk, bersin dan rasa tidak nyaman di tenggorokan.
“Keluhan ISPA biasanya muncul dari hidung hingga saluran pernapasan atas. Jika ada gejala seperti serik di tenggorokan, bersin, atau batuk, itu sudah termasuk ISPA,” seru Husnul, saat dihubungi awak media, Sabtu (18/10/2025) kemarin.
Dinkes Kota Malang mencatat, kelompok dewasa usia 19–59 tahun menjadi penyumbang kasus tertinggi dengan 4.598 kasus. Disusul remaja (10–18 tahun) sebanyak 1.618 kasus.
“Kemudian untuk lansia (60 tahun ke atas) sebanyak 1.463 kasus. Sedangkan anak-anak usia 5–9 tahun paling sedikit, sebanyak 1.311 kasus,” ungkapnya.
Meski angka kasusnya tinggi, Husnul menegaskan, tidak ada lonjakan drastis dari bulan ke bulan. Namun, ia mengingatkan masyarakat tetap waspada, terutama saat musim pancaroba yang kerap memicu gangguan kesehatan pernapasan.
“Cuaca yang tidak menentu, kadang pagi panas, sore hujan membuat daya tahan tubuh mudah turun. Kalau tidak ada keperluan mendesak, lebih baik tetap di dalam ruangan. Gunakan masker dan biasakan cuci tangan dengan sabun,” imbaunya.
Selain menjaga kebersihan, masyarakat juga disarankan memperhatikan asupan gizi dan pola istirahat. Husnul menegaskan, kedua aspek ini penting, agar daya tahan tubuh tetap optimal.
Husnul menambahkan, hingga kini belum ditemukan kasus Covid-19 baru di Kota Malang. Namun, ia meminta warga tetap waspada jika mengalami gejala ISPA disertai demam tinggi atau sesak napas, karena kondisi tersebut bisa menjadi pintu masuk bagi virus lain.
“Virus terus bermutasi. Gejala ISPA yang tampak ringan bisa saja menjadi awal dari infeksi virus lain, termasuk varian Covid-19 yang baru,” pungkasnya. (bas/rhd)