Naskah Kontroversi, Haruskah Voice Over Talent Ikut Bertanggung jawab?

Naskah Kontroversi, Haruskah Voice Over Talent Ikut Bertanggung jawab?
Ilustrasi seorang Voice Over Talent sedang menyuarakan sebuah naskah. (ist)

Batu, SERU.co.id Kontroversi narasi tentang kehidupan Pondok Pesantren Lirboyo yang disiarkan oleh salah satu program televisi memicu perdebatan sengit. Tidak hanya soal isi konten, tetapi juga tanggung jawab profesi Voice Over (VO) talent yang membawakannya.

Meskipun tugas utama seorang Voice Over talent adalah membaca naskah yang sudah disediakan oleh tim produksi, mereka menjadi sasaran utama hujatan netizen. ​Seperti diketahui, tayangan yang menyinggung tradisi penghormatan kepada kyai di Lirboyo dengan narasi yang dinilai tendensius, hingga memicu amarah publik.

Bacaan Lainnya

Salah seorang ​VO Talent yang berdomisili di Kota Batu mengatakan, kesalahan tidak bisa di sematkan begitu saja terhadap Voice Over Talent karena ia hanya sebagai pelaksana teknis naskah. ​Dalam dunia produksi media, mereka bertugas untuk menginterpretasikan dan memberikan intonasi yang tepat pada teks yang telah ditulis dan disetujui tim redaksi atau produser. Profesi ini dituntut untuk memahami konteks dan karakter yang dibawakan, namun secara struktural, VO talent tidak memiliki kewenangan untuk mengubah, menyunting, apalagi menentukan isi naskah.

​”Tugas kami murni hanya membacakan. Naskah sudah jadi, sudah lolos editor dan produser. Kami hanya memberikan suara. Ini adalah dilema profesi kami,” seru seorang sumber yang enggan disebut namanya dari kalangan industri VO.

​Meski demikian, di tengah kemarahan netizen yang memuncak, hujatan dan doaxxing (penyebaran informasi pribadi) kini banyak dialamatkan kepada sang pengisi suara. Netizen beranggapan bahwa intonasi dan cara penyampaian Voice Over talent telah memperkuat kesan negatif dari naskah kontroversial tersebut, ikut menjadikannya turut bertanggung jawab. Banyak pihak menuntut agar tim produksi, mulai dari penulis naskah, editor, produser, hingga pimpinan redaksi, yang seharusnya memiliki kontrol penuh atas konten, juga harus bertanggung jawab secara adil.

Baca jjuga: MUI hingga Alumni Kecam Tayangan Xpose Uncensored, Trans7 Sampaikan Permintaan Maaf

​”Kasus ini menegaskan bahwa sebelum naskah masuk ke bilik rekaman (VO), tim editorial harus memastikan bahwa isi konten sudah sesuai dengan kode etik jurnalistik dan tidak provokatif. Jangan korbankan sang VO talent hanya karena mereka yang ‘bersuara’,” imbuhnya.

​Saat ini, pihak stasiun televisi yang menayangkan program kontroversi itu tengah didesak masyarakat termasuk alumni Lirboyo untuk memberikan klarifikasi resmi. Bahkan massa juga mendatangi kantor media yang berada di Jakarta Pusat itu. Kasus ini bahkan sempat membuat salah satu Voice Over Talent terkenal di Jakarta ikut kena “sembur” Komentar netizan, padahal bukan dia yang mengisi suaranya.

“Mohon maaf lahir Bathin, saya bukan Pengisi suara Program Expose UnSencored yang dimaksud. Program saya POV dan sudah saya infokan ke Produser dan Tim Kreatif, tidak ada berita yang dianggap meresahkan itu ditayangkan di Program POV. Mohon maaf lahir bathin,” pungkas Anitha Martha, VO Talent profesional mengklarifikasi tuduhan netizen lewat akun Instagramnya. (dik/mzm)

disclaimer

Pos terkait

klan ucapan HUT Pemprov Jatim dari Bank jatim