Mesir, SERU.co.id – Israel dan Hamas akhirnya menandatangani kesepakatan gencatan senjata. Dalam perjanjian tersebut, Hamas menyerahkan 20 sandera Israel, sedangkan Israel membebaskan 1.968 tahanan Palestina. Kesepakatan perdamaian ini disambut sorak-sorai dan tangis bahagia kedua negara.
Kesepakatan itu ditandai dengan langkah kemanusiaan dari kedua belah pihak. Hamas menyerahkan kelompok terakhir dari 20 sandera Israel dan Israel membebaskan 1.968 tahanan Palestina. Proses pertukaran ini menjadi simbol akhir dari perang yang telah mengguncang sejak Oktober 2023.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memimpin langsung negosiasi antara kedua pihak. Ia juga mengumumkan, secara resmi berakhirnya perang dalam pidato bersejarah di Knesset, parlemen Israel.
“Langit kini tenang, senjata sudah berhenti. Sirene tidak lagi berbunyi dan matahari terbit di Tanah Suci yang akhirnya damai. Mimpi buruk panjang bagi rakyat Israel dan Palestina kini berakhir,” seru Trump, Selasa (14/10/2025).
Dilansir Reuters, ribuan warga tumpah ruah di Hostage Square, Tel Aviv. Mereka menangis, berpelukan dan bersorak menyambut kabar pembebasan.
Sementara itu, di Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, suasana haru menyelimuti ribuan warga yang memadati Rumah Sakit Nasser. Mereka menunggu kedatangan hampir dua ribu tahanan Palestina yang dibebaskan Israel. Sorak-sorai dan tangis bahagia mengiringi kepulangan para tahanan.
Baca juga: Tolak Atlet Israel: FoRDESI Sebut Momentum Penting Tegaskan Kembali Identitas Moral Bangsa
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menyaksikan langsung penandatanganan resmi perjanjian perdamaian Hamas–Israel. menjadi salah satu pemimpin dunia yang hadir
“Kehadiran Indonesia di forum ini merupakan bentuk komitmen terhadap perdamaian dunia. Sebagaimana hang sudah diamanatkan oleh konstitusi,” ujar Kementerian Luar Negeri RI.
Perjanjian gencatan senjata tersebut mencakup penghentian permanen operasi militer. Kemudian pembukaan kembali jalur kemanusiaan di Gaza dan komitmen rekonstruksi kawasan yang hancur akibat perang.
“Hari ini bukan akhir, tetapi awal dari perjalanan panjang menuju rekonsiliasi sejati. Dunia telah menyaksikan bagaimana luka lama bisa sembuh ketika keberanian mengalahkan kebencian,” pungkas Trump dalam pidatonya. (aan/mzm)