Prabowo Instruksikan Evaluasi dan Tutup Sementara SPPG Bermasalah Program MBG

Prabowo Instruksikan Evaluasi dan Tutup Sementara SPPG Bermasalah Program MBG
Presiden Prabowo usai tiba dari kunjungan luar negeri. (ist)

Jakarta, SERU.co.id – Presiden Prabowo Subianto turun tangan menyikapi maraknya kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala BGN menyebut salah satu penyebabnya adalah SPPG yang masih minim jam terbang. Untuk itu, Prabowo sudah memerintahkan Menko Pangan menutup sementara SPPG yang bermasalah untuk evaluasi menyeluruh.

Baru kembali dari kunjungan luar negeri, Prabowo langsung memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) dan pejabat terkait untuk melakukan evaluasi menyeluruh.

Bacaan Lainnya

“Saya baru dari luar negeri tujuh hari, saya monitor ada perkembangan itu. Habis ini saya panggil Kepala BGN dengan beberapa pejabat untuk diskusi,” seru Prabowo, dikutip dari detikcom, Minggu (28/9/2025).

Prabowo mengakui, dengan skala program yang menyasar puluhan juta anak Indonesia, hambatan pasti muncul. Namun, ia menekankan komitmen pemerintah untuk segera mencari solusi.

“Harus waspada jangan sampai dipolitisasi. Banyak anak-anak kita hanya bisa makan nasi dengan garam. Itulah yang ingin kita atasi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BGN, Dadan Hindayana melaporkan, adanya kejadian luar biasa (KLB) pada sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dari Januari-Juli 2025, tercatat 24 kasus dari 2.391 unit SPPG yang terbentuk. Sedangkan pada Agustus hingga 27 September 2025, jumlah SPPG melonjak menjadi 7.244 unit, dengan 47 kasus tercatat.

“Kasus banyak dialami oleh SPPG yang baru beroperasi. Jadi SDM masih membutuhkan jam terbang,” ungkap Dadan, Minggu (28/9/2025), seperti dilansir dari Kompascom.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengumumkan, langkah tegas berupa penutupan sementara SPPG yang dinilai bermasalah. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan investigasi.

“Evaluasi mencakup disiplin dan keterampilan juru masak, standar sanitasi, hingga manajemen penyimpanan bahan makanan. Fokus perbaikan juga diarahkan pada sterilisasi peralatan makan, kualitas air dan pengelolaan limbah,” pungkas Zulhas. (aan/mzm)

 

disclaimer

Pos terkait