Batu, SERU.co.id – Belasan ribu warga Batu bergerak bersama dalam aksi bersih World Cleanup Day (WCD) 2025 di 24 Titik Aksi untuk 24 Tahun Kota Batu, Sabtu (20/9/2025). Aksi serentak WCD yang dimulai 19-20 September 2025 ini menjadi salah satu gerakan
lingkungan terbesar, mengusung semangat gotong royong yang melibatkan seluruh elemen pentahelix.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Dian Fachroni mengatakan, melalui SE Wali Kota Batu yang diterbitkan terkait World Cleanup Day (WCD) 2025. Seluruh elemen warga dari berbagai unsur melaksanakan kegiatan kerja bakti di berbagai titik. Mulai dari jalan, sungai, desa, hingga pusat kota, dalam WCD 2025. Tahun ini Kota Batu mengangkat semangat #24-24, bertepatan dengan Hari Jadi Kota Batu ke-24.
“Kampanye global ini dikuti lebih dari 180 negara dan tercatat dalam kalender PBB,” serunya.
Dian menyebutkan, WCD Kota Batu berfokus pada aksi bersih, edukasi pilah sampah, serta edukasi kebijakan pengelolaan sampah berkelanjutan. Diharapkan, dengan semangat 24 tahun, Kota Batu terus berupaya menyelesaikan pengelolaan sampah 100 persen pada tahun 2029. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025-2029.
“World Cleanup Day bukan hanya tentang aksi pungut sampah sehari, tetapi tentang membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan,” cetusnya.
Dian menambahkan, pada tahun ini, pihaknya menargetkan partisipasi 5 persen dari jumlah penduduk Kota Batu atau sekitar 11 ribu relawan. Sebagai langkah menuju Kota Batu 100 persen sampah terpilah 2025 dan 100 persen sampah terkelola 2029. Sementara itu Target 5 persen dari jumlah penduduk ditetapkan untuk mengidentifikasi titik kritis sosial.
“Aksi Satu Hari, Satu Aksi, Satu Bumi tercatat 10.177 relawan telah berkontribusi membersihkan berbagai titik dengan total sampah terkumpul 3.437,9 kg,” imbuhnya.
Seluruh hasil kegiatan ini, imbuh Dian, akan dilaporkan melalui dashboard Waste Crisis Center Kementerian Lingkungan
Hidup Ri. Meliputi jumlah relawan, berat timbulan sampah yang dibersihkan
sesuai jenisnya (organik, anorganik, dan residu), dan bagaimana pengolahannya.
“Semangat gotong royong warga Batu menegaskan bahwa kota ini akan tetap lestari, bukan hanya karena alamnya, tetapi juga karena kepedulian warganya. Ini membuktikan bahwa perubahan dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama,” pungkasnya. (dik/ono)