Ekonomi Minus, Ini Upaya Pemerintah

Presiden RI Joko Widodo merespon ekonomi minus. (ist)

Bacaan Lainnya

Jakarta, SERU.co.id – Realisasi ekonomi Indonesia kuartal II 2020 tercatat minus 5,32% oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini merupakan kontraksi terdalam sejak kuartal I tahun 1999.

“Kalau melacak kembali pada pertumbuhan ekonomi secara triwulanan, ini terdalam sejak triwulan I 1999. Pada triwulan I 1999, Indonesia mengalami kontraksi -6,13 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto.

Pertumbuhan negatif ini sebelumnya memang sudah diprediksi oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto. Namun, angkanya tak sampai sedalam itu.

Menko Perekonomian mengatakan, pertumbuhan negatif ini akibat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dilihat pada kuartal pertama Indonesia masih positif.

“Tapi memang di kuartal kedua dengan adanya PSBB, Indonesia diprediksi masuk di dalam jalur minus sekitar 3%,” ungkap Airlangga, dalam diskusi virtual HIPMI.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Penurunan ekonomi ini mendapat respons dari pemerintah. Sri Mulyani mengatakan keyakinannya bahwa ekonomi akan pulih di kuartal ketiga.

“Rendahnya ekonomi Indonesia karena penerapan PSBB, jadi beberapa aktivitas ekonomi menurun. Karena kita lihat di bulan Juni, ada perbaikan dari tren dan kita harapkan kita jaga pada kuartal ketiga ini bisa positif,” tutur Sri Mulyani.

Presiden RI, Joko Widodo, juga optimis bahwa ekonomi akan segera pulih. Jokowi mengatakan, penurunan ekonomi ini menjadi momentum untuk melakukan transformasi.

“Saya melihat sektor yang terdampak, terkontraksi sangat dalam, yaitu sektor pariwisata dan sektor penerbangan. Tapi menurut saya, penurunan ini justru menjadi momentum kita untuk konsolidasi. Momentum kita untuk transformasi di bidang pariwisata dan juga di bidang penerbangan,” tandas Jokowi. (hma/rhd)

disclaimer

Pos terkait