Kematian R. Bhagas Priyo, Keluarga Almarhum Datangi SPKT Polresta Sidoarjo

Kematian R. Bhagas Priyo, Keluarga Almarhum Datangi SPKT Polresta Sidoarjo
Orang tua almarhum didampingi kuasa hukumnya saat menunjukkan LPM. (foto:iki)

Sidoarjo, SERU.co.id – Kematian R. Bhagas Priyo, (28) warga Sepande, Sidoarjo, berbuntut panjang. Orang tua almarhum didampingi kuasa hukum nya dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Nurani, Surabaya, Senin (30/9/2024) mendatangi SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) Polresta Sidoarjo, guna membuat pengaduan masyarakat.

Laporan pengaduan masyarakat (LPM) sudah diterima oleh SPKT Polresta Sidoarjo, dengan Nomor LPM/1019/IX/2024/SPKT/POLRESTA SIDOARJO/POLDA JATIM.

Bacaan Lainnya

Zakaria, kuasa hukum dari pihak keluarga mengungkapkan, kedatangannya ke SPKT Polresta Sidoarjo, mewakili pelapor guna melaporkan peristiwa hukum yang dialami kliennya.

“Jadi kami disini melaporkan peristiwa hukumnya bawasan nya ada tindakan medis yang mengakibatkan hilangnya nyawa putra dari klien kami,” kata Zakaria, usai membuat laporan di SPKT, Polresta Sidoarjo, Senin (30/9/2024).

Zakaria menambahkan, yang dilaporkan hari ini, kalau dugaan yang disimpulkan oleh teman teman dari Polresta sidoarjo, mengarah kepada dugaan mal praktek.

“Tetapi kalau kita yang kita adukan sebetulnya peristiwa hukum yang menelan korban jiwa,” tambahnya.

“Siapa teradu-nya disini masih dalam penyelidikan, artinya kita tidak mengetahui tindakan siapa yang fatal dalam hal ini yang jelas peristiwa ini ada dan terjadi di instansi kesehatan dalam hal ini rumah sakit,” tutup dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, R. Bhagas Priyo, (28) warga Sidoarjo, meninggal usai menjalani operasi amandel di salah satu RS swasta di kawasan Kecamatan Kota Sidoarjo. Pihak keluarga menduga ada SOP yang tidak dijalankan oleh pihak RS sehingga menyebabkan kematian.

Baca juga: Warga Sidoarjo Meninggal Usai Operasi Amandel, Keluarga: Banyak Kejanggalan

KR, adik almarhum saat ditemui di rumahnya menjelaskan, bahwa kakaknya 10 hari sebelum melakukan tindakan operasi melakukan tes kesehatan.

“Dari hasil tes kesehatan di RS yang sama tidak ada rekam medik yang menunjukkan bahwa kakak saya ada riwayat sakit jantung, termasuk jantung,” kata KR, Jumat (27/9/2024) siang.

Lebih jauh dijelaskan KR, saat akan menjalani operasi pada 21 September 2024, di tanggal 20 September 2024, sudah menjalani perawatan di RS.

“Namun pada pagi harinya di tanggal 21 September 2024, sekira pukul 07.22 WIB, kakak saya dikasih makan oleh suster, padahal siangnya akan menjalani operasi amandel dan itu kakak saya foto selfie dan ada di ponselnya,” lanjut dia.

“Sepengetahuan saya, jika orang akan operasi biasanya harus puasa terlebih dahulu. Dan ketika akan menjalani operasi harusnya diobservasi dulu untuk kesehatan pasien, tapi ini tidak dilakukan oleh pihak RS,” tambahnya. (iki/ono)

Pos terkait