Dalam merealisasikan rencana tersebut, kemungkinan tahun depan akan diterapkan. Tentunya harus melalui beberapa tahapan kajian terlebih dahulu.
“Mungkin tahun 2023 akan ada perubahan tentang tarif angkot, tapi harus melalui kajian dulu. Melalui PAK (Perubahan Anggaran Keuangan) untuk melalukan kajian tarif angkot. Terus nanti kita usulkan adanya pemutihan terkait KIR, karena ini juga penting,” sambungnya.
Sementara itu, salah satu sopir angkot yang enggan memberitahukan namanya mengungkapkan, jika kondisi saat ini sangat memprihatinkan. Dia mengaku, dengan kondisi tersebut beberapa jalur angkot di Kota Malang banyak yang berhenti.
“Dulunya ada 26 jalur, sekarang tinggal 16 yang beroperasi. Ya harapannya pemerintah lebih memperhatikan hal itu, apalagi kita juga bersaing dengan online,” kata salah satu pengurus paguyuban sopir angkot tersebut.

Dia mengatakan, selama ini pihaknya mengalami kesulitan dalam memperoleh penumpang. Di tempat dirinya mangkal sendiri hanya mendapatkan sekitar 2-6 penumpang saja.
“Ini saja sepi, kadang kalau lama mangkalnya penumpang terpaksa turun. Kita juga gak bisa apa-apa, dalam menentukan tarif angkot kita selalu mendiskusikan dulu kepada penumpang. Biar ada kesepakatan dan tidak saling memberatkan, soalnya apa-apa juga mahal,” pungkasnya. (bim)
Baca juga:
- Nataru Meriah, HARRIS Hotel & Conventions Malang Luncurkan Paket Eksklusif Mahadaya Indonesia
- Rumah Milik Lansia di Poncokusumo Rata dengan Tanah Karena Lapuk dan Pondasi Terkikis Air Got
- Polisi Kantongi Identitas Pelaku Penusukan Pemuda Gondanglegi
- BPBD Bentuk Destana Siapkan Kemandirian Masyarakat dalam Menghadapi Bencana
- Alfamart Gandeng Kodomo dan Wings Menggelar Posyandu di Poncokusumo Malang, Undang Antusias Warga








