Malang, SERU.co.id – Trauma psikis pasti dialami oleh korban pasca gempa yang terjadi di Malang Selatan. Untuk meringankan beban psikis anak-anak yang rentan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengambil peran dan menghibur korban yang terdampak.
Salah satu Tim Mobil KaCa UMM, Nurul Hamidah menuturkan, berangkat ke salah satu lokasi yaitu Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Agenda hiburan bagi anak-anak dengan bercerita kisah dan bermain ini merupakan bagian dari rangkaian program UMM Ramadan Berbagi.
“Tentu kami berharap hiburan yang kami sediakan bisa membuat anak-anak kembali ceria seperti biasanya,” seru Nurul Hamidah.
Anak-anak yang datang terlihat antusias saat Mobil KaCa datang. Beberapa terlihat sibuk memilih buku. Sementara lainnya asyik melihat satu dua tayangan di layar. Usai membaca buku, mereka juga diajak untuk mengikuti kisah Momo dan Jojo.

Tidak ketinggalan permainan-permainan, seperti Rangku Alu, Hulahup serta memindahkan bola dengan tali, juga membuat mereka asyik. Dengan bermain, anak-anak minimal berangsur-angsur membaik secara psikologisnya.
Sementara Ketua RT 04 RW 04 Desa Pamotan, Sugeng Isdianto menjelaskan, usai gempa, anak-anak terlihat murung dan sedih. Tidak jarang mereka menangis dan bingung akan situasi yang terjadi. Untungnya banyak bantuan datang dan menghibur. Isdianto juga merasa senang saat melihat anak-anak kembali ceria dan bahagia saat Mobil KaCa datang.
“Bahagia rasanya melihat mereka kembali ketawa-ketawa. Semoga bisa segera membaik dan beraktifitas seperti sedia kala,” bebernya.
Baca Juga :
- Pemkot Malang Pastikan Seragam Gratis Berlanjut 2026, Meski Transfer ke Daerah Dipangkas
- Ribuan Alumni dan Mahasiswa Polinema Serbu Campus-Company Fit dan Hiring Program Kedua 2025
- Universitas Ma Chung Luncurkan Aplikasi SALINGJAGA, Perkuat Kemitraan Pendidikan
- Pelajar Kabupaten Malang Tetap Lakukan Luring dan Tingkatkan Kewaspadaan
- Disdikbud Kota Malang Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh Antisipasi Potensi Gejolak Demo
Hal senada diungkapkan salah satu orang tua anak, Sinta Oktavia mengungkapkan, anak-anak masih trauma dengan bencana gempa yang terjadi. Mereka mudah panik dan menangis. Meski begitu, ia sangat senang ketika tim bantuan dari berbagai pihak datang dan menghibur mereka.
“Kegiatan-kegiatan seperti ini penting sekali bagi anak-anak. Terutama mereka yang berusia di bawah 5 tahun. Berbagai hiburan yang ada juga bisa membantu melupakan memori-memori buruk yang dialami beberapa waktu lalu. Semoga mereka bisa kembali ceria,” pungkas Sinta. (ws1/rhd)