Jelang Hari Musik, Museum Brawijaya Gandeng MMI Bersihkan Alat Musik Tahun 1952

Salah satu personel MMI sedang membersihkan alat musik. (ws1) - Jelang Hari Musik, Museum Brawijaya Gandeng MMI Bersihkan Alat Musik Tahun 1952
Salah satu personel MMI sedang membersihkan alat musik. (ws1)

Malang, SERU.co.id – Koleksi Museum Brawijaya tidak hanya alat senjata perang yang digunakan oleh TNI pada masa perjuangan, namun juga ada beberapa alat musik pemberian Belanda pada tahun 1952.

Kepala Museum Brawijaya, Kapten Arm Sutrisno mengungkapkan, alat musik yang dibersihkan oleh perwakilan Museum Musik Indonesia (MMI) Malang sejumlah 33 buah sebagai pemberian Belanda.

Bacaan Lainnya

“Pemberian Belanda untuk Indonesia tahun 1952, digunakan oleh militer kita yang saat itu membidangi musik. Kalau sekarang itu Kostrad atau Ajendum yang ada satuan musiknya,” seru Kapten Arm Sutrisno, Senin (8/3/2021).

Kepala Museum Brawijaya Kapten Arm Sutrisno, menjelaskan alat musik tahun 1952 dari Belanda. (ws1) - Jelang Hari Musik, Museum Brawijaya Gandeng MMI Bersihkan Alat Musik Tahun 1952
Kepala Museum Brawijaya Kapten Arm Sutrisno, menjelaskan alat musik tahun 1952 dari Belanda. (ws1)

Ide ini berawal ketika pihaknya silaturahmi ke Museum Musik Indonesia dan membicarakan masalah musik dan alat musik, Jumat (5/3/2021). Kebetulan akan ada hari Musik Nasional, dan akan berkolaborasi dengan pegiat musik.

“Kita sinergikan, MMI mengajari kita bagaimana perawatan alat musik ini dengan baik dan benar,” bebernya.

Sebagian alat musik yang rusak akan diidentifikasi terlebih dahulu. Apakah bisa digunakan atau tidak, nanti akan dicek dan disetting kembali oleh perwakilan MMI Malang.

Sementara Ketua MMI Kota Malang, Hengki Herwanto menuturkan, perwakilan dari Museum Brawijaya bercerita terkait koleksi alat musik yang sangat berharga, namun kondisinya kotor. Hingga tercetus untuk dibersihkan bersama ahlinya.

“Acara hari ini dalam rangka membersihkan alat musik. Seperti kita lihat kotor sekali. Dengan dibersihkan, mudah-mudahan sebagian bisa dimainkan juga,” terangnya, kepada SERU.co.id.

Disebutkannya, sebagian sparepart yang hilang akan dicarikan pengganti, agar lengkap dan bisa dimainkan. Pembersihan alat musik harus dilakukan oleh orang yang faham, terlebih cairan yang digunakan harus sesuai.

“Alatnya itu cairan pembersih deterjen, sikat, amplas, kemudian ada cairan pembersih yang bukan deterjen untuk logam,” bebernya.

Hengki berharap, upaya ini mampu membangun kepedulian masyarakat bahwa Indonesia kaya warisan budaya, khususnya seni musik yang perlu dijaga dan dikenal.

“Kita lestarikan dan kembangkan ke depan untuk kemajuan kebudayaan di negara kita, khususnya budaya seni musik,” pungkasnya. (ws1/rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *