Malang, SERU.co.id – Sekitar ratusan massa yang mengatasnamakan Aliansi Malang Kondusif (AMK) turun ke jalan melakukan Aksi Damai Bela Kanjeng Nabi Muhammad SAW, di Bundaran Tugu Kota Malang, Senin (2/11/2020).
AMK merupakan gabungan beberapa organisasi masyarakat (ormas) Kota Malang, di antaranya Organisasi Dakwah Muhammadiyah Kota Malang, PDM Kota Malang, Ansor Sakera, Pindam 27 Tapak Suci, Laskar Aswaja, dan lainnya. Tak hanya ormas, beberapa tokoh lintas agama turut mendukung aksi ini.

Sebagai bentuk perlawanan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron, massa aksi membagikan macaroni untuk dimakan bersama. Sebagai simbol plesetan nama Macron menjadi macaroni.
“Aksi ini merupakan gerakan nyata yang bisa kita lakukan, untuk melawan arogansi Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghina nilai universal spiritual. Karena mereka telah menggunakan instrumen negara untuk melecehkan Nabi Besar Muhammad SAW. Tindakan Macron tidak mewakili agama manapun,” ungkap Hisa Al Ayyubi, salah satu Korlap Aliansi Malang Kondusif.
Pria yang akrab disapa Gus Hisa ini menuturkan, aksi bersama turun ke jalan ini sebagai bentuk solidaritas keislaman dan rasa peduli terhadap hak asasi kemanusiaan, serta meningkatkan kualitas keimanan. Tak hanya umat muslim, beberapa perwakilan tokoh agama Kristen, Katolik dan Budha juga ikut turun aksi.
“Tindakan Presiden Prancis telah menciderai umat muslim dengan menghina Nabi Muhammad SAW. Warga muslim bersama semua umat beragama, mengutuk pernyataan Macron yang telah melanggar harkat dan martabat kemanusiaan,” timpal Gus Hisa.

Massa AMK Aksi Damai Bela Kanjeng Nabi Muhammad SAW menuntut 3 poin tuntutan:
- Boikot produk Prancis
- Tuntut permintaan maaf Presiden Prancis
- Adili penghina Kanjeng Nabi
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika sangat mendukung aksi Aliansi Malang Kondusif tersebut. Pihaknya juga telah menandatangani tuntutan aksi tersebut untuk diteruskan kepada Presiden Jokowi.
“Kota Malang sangat cinta damai dan menganulir tindakan anarkis. Dengan menyampaikan aspirasi yang benar, maka apa yang kita perjuangkan menjadi hal positif. Kami secara lembaga mendukung penuh kegiatan ini,” seru Made, didampingi Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata.
Menurutnya, sikap memecah belah dan menghina simbol agama harus dilawan. Meski kebebasan liberalisme barat bertolak belakang dengan sikap toleransi yang dijunjung tinggi di Indonesia. Pernyataan Presiden Prancis telah memecah belah dan menghina simbol agama harus dilawan.
“Boikot produk merupakan bentuk berdikari membangkitkan produk UMKM. Maka mari kita bersama mencintai dan menggunakan produk dalam negeri. Jangan ada sweeping dan mengambil produk Perancis, karena itu melanggar hukum,” tegas Made. (rhd)