Jakarta, SERU.co.id – Konflik internal PBNU memasuki fase baru setelah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU. Keputusan ini mendapat dukungan penuh dari Nyai Machfudhoh. Namun, kubu Gus Yahya menilai langkah tersebut tidak sah dan bertentangan dengan mekanisme organisasi.
Mustasyar PBNU sekaligus putri Pendiri NU, Nyai Machfudhoh Aly Ubaid menyatakan, dukungan penuh terhadap keputusan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. Ia menegaskan, keputusan tersebut sah dan berada dalam kewenangan penuh Rais Aam sebagai pemegang otoritas tertinggi organisasi.
“Keputusan menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU sah. Demi menyelamatkan NU,” seru Nyai Machfudhoh, dikutip dari NU Online, Rabu (10/12/2025).
Nyai Machfudhoh mengatakan, dirinya mengikuti langsung pertemuan Syuriyah dan Tanfidziyah di Tebuireng. Dimana menjelaskan runtutan masalah internal PBNU beberapa pekan terakhir. Menurutnya, keputusan tegas diperlukan agar polemik tidak berlarut-larut.
“Memang pimpinan tertinggi itu Rais Aam. Kalau ini dibiarkan, saya kira masalah akan semakin jauh. Ini kebijakan untuk menyelamatkan NU,” tegasnya.
Menteri Agama RI sekaligus Rais Syuriyah NU, Nasaruddin Umar menyatakan, pemerintah tidak akan ikut campur dalam urusan internal PBNU. Menurutnya, NU selalu mampu menyelesaikan persoalan melalui mekanisme sendiri.
“NU selalu punya cara menyelesaikan persoalannya sendiri. Semoga penetapan Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU dapat membantu memperingan beban umat. Dapat menjaga keutuhan ormas Islam terbesar di Indonesia,” ujarnya, dilansir dari detiknews.
Di sisi lain, kubu Ketua Umum PBNU sebelumnya, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menolak hasil pleno tersebut. Sekjen PBNU, Amin Said Husni menyebut, mayoritas fungsionaris PBNU tetap loyal kepada seruan Forum Sesepuh dan Mustasyar NU. Yakni meminta konflik dihentikan dan diselesaikan secara damai.
“Mayoritas pengurus tetap loyal kepada dawuh kiai sepuh. Keputusan pleno di Hotel Sultan tidak sah dan bertentangan dengan hasil musyawarah Tebuireng yang menyerukan kembali pada AD/ART organisasi,” tegasnya.
Usai ditetapkan sebagai Pj Ketum PBNU, KH Zulfa Mustofa menegaskan, tidak ingin terseret dalam konflik internal sebelumnya. Ia bertekad membawa NU kembali solid dan memulihkan roda organisasi hingga muktamar berikutnya.
“Amanah ini sebagai kehormatan sekaligus tanggung jawab besar. Mari kita bersatu kembali di rumah besar ini. Sudah lama warga NU bersedih atas ketidakpastian ini,” ujarnya.
KH Zulfa Mustofa merupakan ulama yang dikenal dekat dengan berbagai tokoh nasional dan keagamaan. Ia juga merupakan keponakan Wakil Presiden ke-13 RI sekaligus mantan Rais Aam PBNU, KH Ma’ruf Amin.
Perjalanan pendidikannya dimulai dari SD Al-Jihad Jakarta, lalu berlanjut ke sejumlah institusi dan pesantren. Seperti MTs Salafiyah Simbangkulon dan Pesantren Mathali’ul Falah, Pati. Ia memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Sunan Ampel Surabaya. (aan/mzm)








