Jakarta, SERU.co.id – Prabowo Subianto menegaskan keseriusannya mewujudkan mobil nasional. Melalui proyek PT Teknologi Mobilitas Indonesia (TMI), mobil Indigenous Indonesian Car (i2C) yang tampil di GIIAS 2025 diyakini menjadi mobil nasional berikutnya. Mobil i2C memadukan teknologi modern dan identitas budaya lokal.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan, mobil nasional yang dimaksud Presiden sudah sempat ditampilkan ke publik. Yakni dalam ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.
Meskipun belum menyebutkan secara eksplisit, publik menyoroti Concept Car i2C. Mobil listrik rancangan PT Teknologi Mobilitas Indonesia (TMI). Dimana menjadi salah satu pusat perhatian dalam pameran otomotif terbesar di Tanah Air itu.
“Mobil itu sudah ditampilkan di GIIAS 2025 sebagai calon mobil nasional. Jadi sebenarnya proyek ini bukan hal baru. Kini sedang dalam tahap pengembangan lebih lanjut,” seru Agus, dikutip dari CNBC, Minggu (26/10/2025).
Mobil konsep i2C merupakan hasil kolaborasi antara tim TMI dengan Italdesign asal Turin Italia. Meski melibatkan mitra internasional, mobil ini dikembangkan dengan melibatkan banyak talenta muda Indonesia.
“Kolaborasi ini adalah langkah penting untuk menunjukkan kompetensi anak bangsa di bidang otomotif. Sekaligus menerjemahkan visi Presiden Prabowo tentang kemandirian bangsa dalam karya nyata,” tulis TMI dalam keterangan resminya.
Konsep kendaraan listrik berbasis baterai ini ditampilkan dalam bentuk clay model skala 1:1 di booth utama TMI pada GIIAS 2025. Desainnya menonjolkan identitas nasional: Burung Garuda sebagai simbol kekuatan dan kedaulatan. Kemudian motif batik yang diolah modern sebagai elemen estetika.
Advisor Desain TMI, Budi Wurasqito mengungkapkan, perpaduan antara ikon budaya dan inovasi teknologi itu memiliki tujuan. Yakni menciptakan mobil relevan secara global tetapi tetap berakar pada jati diri Indonesia.
Proyek yang baru berjalan kurang dari setahun ini disebut akan memasuki tahap produksi massal paling lambat pada 2028. Target harga di bawah Rp500 juta. TMI juga membuka kemungkinan perubahan nama i2C sesuai arahan langsung dari Presiden Prabowo.
“Proyek ini bukan hanya soal mobil listrik. Namun juga tentang membangun ekosistem industri otomotif nasional yang berdaulat,” ujar salah satu pengembang TMI, Harsusanto, dilansir CNN Indonesia.
Namun, sejumlah pengamat otomotif mengingatkan, proyek mobil nasional kali ini tidak mengulangi kegagalan masa lalu. Yannes Martinus Pasaribu, Ridwan Hanif dan Bebin Djuana menilai, keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada berbagai hal. Terutama strategi industri, riset dan keberlanjutan ekosistem produksi dan pasar.
Indonesia sebelumnya pernah melahirkan berbagai proyek mobil nasional. Seperti Morina (Mobil Rakyat Indonesia), Maleo, Timor (Teknologi Industri Mobil Rakyat) dan Bimantara. Namun semuanya berhenti di tengah jalan karena hambatan teknologi, regulasi dan daya saing pasar.
“Pemerintah harus belajar dari pengalaman negara lain seperti Vietnam dengan VinFast, atau Korea Selatan dengan Hyundai dan KIA. Mereka berhasil membangun industri mobil nasional. Lewat dukungan riset, kebijakan jangka panjang dan fokus pada pasar domestik terlebih dahulu,” ujar Yannes. (aan/mzm)








