Enam Desa di Bululawang Keluhkan Polusi dan Parkir Truk PG Krebet Baru

Enam Desa di Bululawang Keluhkan Polusi dan Parkir Truk PG Krebet Baru
Rapat dengar pendapat umum keluhan warga terhadap polusi dan parkir truk PG Krebet Baru, Kecamatan Bululawang. (Seru.co.id/wul)

Malang, SERU.co.id – Sejumlah perwakilan warga dari enam desa di Kecamatan Bululawang, datangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang. Mereka melakukan rapat dengar pendapat, terkait keluh kesah mereka selama ini terhadap dampak polusi yang dirasakan dari aktivitas Pabrik Gula (PG) Krebet Baru, Rabu (22/10/2025).

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Malang, Tantri Bararoh menerangkan, dalam kesempatan ini pihaknya turut menjembatani terkait dengar pendapat umum polusi dan parkir di Pabrik Gula Krebet Baru. Dalam pertemuan tersebut, masyarakat turut menyampaikan keluhan yang mereka rasakan selama ini.

Bacaan Lainnya

“Warga menyampaikan, lantai rumah mereka cepat berdebu, pakaian yang dijemur cepat kotor, iritasi mata. Terus alat-alat dapur, makanan kotor,” seru Tantri, saat dikonfirmasi.

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Malang, Tantri Bararoh. (Seru.co.id/wul)
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Malang, Tantri Bararoh. (Seru.co.id/wul)

Tantri menyebut, dari hasil pertemuan tersebut diberikan beberapa rekomendasi untuk menyelesaikan permasalahan limbah debu dan parkir truk. Seperti rencana pemasangan tambahan alat penangkap debu dan membeli lahan untuk parkir truk.

“Ada pemasangan penangkap debu, nanti sudah dijanjikan pada tahun 2026 segera direalisasikan dan itu sudah disetujui,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Lumbangsari, Hadi Yanoko menerangkan, banyak keluhan warga yang disampaikan padanya. Salah satunya para ibu-ibu yang menjemur pakaiannya kotor karena terkena debu yang dihasilkan dari proses produksi PG tersebut.

“Kami sudah cek ke lokasi, rekan-rekan menyampaikan debu memang ada. Seandainya angin ke Selatan dan Barat, debu masuk ke wilayah saya. Kalo angin ke Utara, yang kena Lumbang, Sempalwadak, Krebet Senggrong, memang seperti itu ada,” ungkapnya.

“Masalah jemuran memang terasa. Waktu menjemur agak basah, ada bercak-bercak hitam di baju,” imbuh Hadi.

Kepala Desa Sempalwadak, Fatkur Rohman mengaku, juga merasakan hal sama meskipun jaraknya jauh dari wilayahnya dengan PG Krebet Baru tersebut.

“Masih jauh, tapi dampaknya ada kalau anginnya ke Utara. Debu menempel di mobil milik warga, waktu dicuci itu kelihatan sekali. Tapi kalo angin ke Selatan, kami nggak terdampak. Jemuran juga ada,” terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Quality Assurance, Robi Nugroho menerangkan, untuk menangani permasalahan tersebut pihaknya akan memasang alat penangkap debu tambahan dan membeli lahan parkir.

“Di PG Krebet Baru 1 tahun 2015 telah dipasang dengan total investasi dengan nilai kurang lebih mencapai Rp18 miliar. Tahun depan ada penambahan (wet scrubber), dengan total investasi senilai Rp 3,5 miliar,” bebernya.

Serta melakukan pembelian lahan di sebelah timur PG dengan luas 0,8 hektar yang diperkirakan akan dapat menampung sebanyak 500 truk milik petani saat setor tebu. (wul/mzm)

 

disclaimer

Pos terkait

klan ucapan HUT Pemprov Jatim dari Bank jatim