Surabaya, SERU.co.id – Pada Juni 2025, Presiden meresmikan 47 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang melayani 5.383 rumah tangga di wilayah 3T. Inisiatif ini menandai upaya PLN untuk menyediakan listrik bersih bagi masyarakat di daerah terpencil.
Apa itu Daerah 3 T?
Daerah 3T adalah istilah yang merujuk pada wilayah-wilayah di Indonesia yang memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan budaya yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain, yaitu Tertinggal, Terdepan, dan Terluar. Program kelistrikan di wilayah ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antar daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Komitmen pemerataan listrik, dibuktikan pada Oktober 2025, untuk melanjutkan agenda pemerataan listrik hingga ke wilayah 3T, sebagai bagian dari upaya mewujudkan keadilan energi.
PLN mempercepat elektrifikasi di 128 lokasi 3T di Jawa Timur dengan menggunakan energi terbarukan, yang diumumkan pada Oktober 2025.
Pengajuan PMN untuk daerah terpencil pada Juli 2024, PLN mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun untuk membangun kelistrikan di daerah terpencil pada tahun 2025.
Pemerataan listrik di wilayah 3T, sepanjang tahun 2024, PLN terus berupaya menggenjot pemerataan listrik hingga ke wilayah 3T di seluruh Indonesia.
Pada Mei 2024, PLN mengklaim pemerintah sukses menghadirkan listrik di wilayah 3T, sebagai hasil dari program yang terus digalakkan.
Penyediaan pasokan untuk 3 juta rumah pada Desember 2024, PLN memastikan kesiapan pasokan listrik di berbagai daerah untuk mendukung program pemerintah dalam membangun 3 juta rumah.
PLN IUD Jawa Timur bakal melistriki 128 lokasi, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Jatim. Program ini guna mengakselerasi Listrik Desa (Lisdes) melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
Bedasarkan data hingga Agustus 2025, rasio elektrifikasi (RE) di Jawa Timur telah mencapai 99,68%, sementara rasio desa berlistrik (RDB) mencapai 99,96% yakni sebanyak 8.494 desa di Jawa Timur. Elektrifikasi difokuskan pada lima kabupaten dengan rasio di bawah 99,99%, yaitu Jember, Probolinggo, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
General Manager PLN UID Jawa Timur, Ahmad Mustaqir mengatakan, dengan program elektrifikasi, PLN akan melistriki 128 lokasi di wilayah Jawa Timur.
“Target tahap 1 pengoperasian pada Desember 2025 sebanyak 28 lokasi dan tahap 2 pada Maret 2026 sebanyak 100 lokasi,” jelas Ahmad.
Sebagai bagian dari roadmap jangka panjang, program Lisdes Jawa Timur 2025-2027 menargetkan elektrifikasi di 494 cluster dengan potensi sebanyak 36.879 pelanggan. Infrastruktur yang akan dibangun mencakup 369,93 kilometer jaringan tegangan menengah (JTM), 633,97 kilometer jaringan tegangan rendah (JTR), serta trafo distribusi berkapasitas 36,1 MVA.
Program ini juga memanfaatkan pembangkit tenaga surya sebesar 11,9 MWp yang menunjukkan komitmen PLN terhadap transisi energi bersih di daerah 3T.
“Roadmap lisdes ini untuk menjangkau daerah-daerah belum berlistrik termasuk wilayah 3T di kepulauan. Dalam pelaksanaanya, PLN akan terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah, aparat, dan berbagai pemangku kepentingan untuk mempercepat proses elektrifikasi di wilayah 3T,” tukasnya.
Sementara itu Kepala Bappeda Jawa Timur Mohammad Yasin menyebut, penyelesaian target elektrifikasi di Jatim sebagai prioritas pembangunan daerah dan penanggulangan kemiskinan.
“Elektrifikasi dipandang sebagai salah satu pilar penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama rumah tangga miskin. Upaya ini juga sejalan dengan visi Nawa Bhakti Satya 2.0 dan delapan program prioritas pembangunan Jawa Timur,” pungkasnya. (yul)