Malang, SERU.co.id – Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) memperingati Hari Jadi ke-27. Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Malang mengingatkan momentum ini menjadi ajang merefleksikan diri dalam menjaga kerukunan di tengah keberagaman.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan, apresiasi atas kiprah FKAUB Malang Raya dalam menjaga dan merawat kerukunan umat beragama. Ia mendorong, agar semangat moderasi beragama terus dijaga dan ditingkatkan.
“Kemampuan masyarakat untuk membangun komunikasi yang baik adalah modal penting dalam menjaga persatuan dan keamanan. Mari kita tumbuhkan sikap toleransi, buka ruang dialog dan membangun kesetaraan,” seru Wahyu.
Ia juga mengingatkan, semangat kerukunan seharusnya tidak hanya digaungkan saat momen seremonial. Semangat kerukunan harus menjadi bagian dari praktik hidup sehari-hari.
“Kerukunan bukan sekadar slogan, tetapi harus diwujudkan dalam aksi nyata. Kita harus bisa hidup berdampingan, menjaga rasa aman, serta memaknai perbedaan sebagai berkah. Kegiatan seperti ini menjadi momen reflektif sekaligus peneguhan komitmen kita dalam merawat kebhinekaan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua FKAUB Malang Raya RM Eko Atmono menegaskan, pentingnya menanamkan nilai-nilai toleransi sejak usia dini. Dunia pendidikan dinilai menjadi wadah penanaman nilai toleransi paling efektif dalam membentuk karakter anak.
“Anak-anak jangan dijauhkan dari keberagaman. Justru di sekolah mereka harus dikenalkan pada perbedaan suku, agama dan budaya,” tegasnya.
Ia mengatakan, dari pemahaman itulah tumbuh sikap saling menghormati satu sama lain. Dengan modal ini, bangsa Indonesia mampu menjadi bangsa yang kokoh dengan segala keberagaman yang ada.
“Keberagaman adalah kekuatan bangsa, bukan sebaliknya. Mari kita rawat kerukunan di tengah keberagaman untuk membangun bangsa yang kuat dan kokoh,” pungkasnya.
Baca juga: Capaian IKD di Kota Malang Baru 15 Persen, Disdukcapil Akui Masih Minim Sosialisasi
Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-27, FKAUB Malang Raya menggelar sejumlah kegiatan bertema moderasi beragama. Mulai dari pameran foto dan buku, hingga acara puncak bertajuk Ceremony HUT ke-27.
Acara tersebut juga diiringi dengan doa bersama lintas agama, yang diikuti oleh seluruh tamu undangan dengan khidmat. Harapannya, Kota Malang senantiasa diberi kedamaian dan kesejahteraan.
Kegiatan ditutup dengan pemotongan tumpeng sebagai bentuk syukur atas perjalanan 27 tahun FKAUB dalam menjaga harmoni antarumat beragama. Selain seremoni, pameran foto dan pemutaran kaleidoskop sejarah FKAUB turut menjadi ruang refleksi dalam menciptakan kehidupan yang rukun dan damai. (bas/mzm)