Malang, SERU.co.id – DPRD Kota Malang menyoroti dugaan kebocoran pendapatan dari retribusi pasar. Untuk mengungkap dugaan kebocoran pendapatan tersebut, DPRD Kota Malang usulkan audit pemungutan retribusi pasar secara berkala.
Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji mengungkapkan, target retribusi pasar tahun 2025 sebesar Rp8,5 miliar. Sedangkan pihaknya menghitung potensi pendapatan dari sektor tersebut seharusnya sebesar Rp16,5 miliar.
“Dugaan kebocoran retribusi pasar dilihat dari target yang ditentukan hanya setengah dari potensi sebenarnya. Pemungutan retribusi dengan cara manual ditengarai menjadi penyebab kebocoran,” seru Bayu, Minggu (7/9/2025).
Bayu menjelaskan, pihaknya telah melakukan perhitungan potensi pendapatan secara akurat berdasarkan data. Di Kota Malang, total pedagang pasar saat ini mencapai 11 ribu orang dengan retribusi Rp5.000 setiap hari.
“Jika dihitung, dalam satu tahun harusnya tercapai pendapatan Rp16,5 miliar. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, pola penarikan retribusi pasar harus diubah dengan sistem elektronik,”
Ia mengatakan, usulan tersebut juga dikehendaki para pedagang pasar. Penggunaan sistem elektronik dinilai efektif, karena tidak harus berpindah tangan yang semakin menimbulkan potensi kebocoran.
“Mereka menginginkan retribusi yang sudah dibayarkan dikelola secara transparan. Kalau berbasis elektronik pasti langsung masuk kas daerah,” jelasnya.
Bayu menerangkan, pihaknya akan merencanakan audit pemungutan retribusi pasar. Mereka akan bekerja sama dengan paguyuban pedagang pasar.
“Saya sudah menanyakan kepada paguyuban pasar soal jumlah pedagang dan setoran tiap harinya berapa. Pelaksanaan audit ini penting, mengingat retribusi pasar sangat diperlukan untuk pembangunan Kota Malang,” ujarnya.
Bayu menegaskan, masih banyak pasar tradisional yang memerlukan perbaikan demi kenyamanan pedagang dan pembeli. Jangan sampai potensi pendapatan yang besar menguap maupun menghilang begitu saja.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang Eko Sri Yuliadi menyampaikan, pihaknya akan menindaklanjuti saran tersebit. Ia optimis, tahun ini ada penambahan perolehan retribusi pasar.
“Tahun 2024 kemarin kan capaiannya sebesar Rp7,5 miliar. Tahun ini diperkirakan bisa menembus angka Rp 8,5 miliar,” kata Eko.
Eko melanjutkan, usulan terkait perubahan sistem penarikan retribusi menjadi sorotan. Pasalnya, usulan penggunaan sistem elektronik sejalan dengan rencana jangka panjang Pemkot Malang.
“Pembayaran retribusi elektronik sejalan dengan rencana revitalisasi pasar-pasar tradisional yang ada. Pasti kami akan mengupayakan, agar retribusi pasar meningkat,” tandasnya. (bas/rhd)