Malang, SERU.co.id – Pemkot Malang bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang resmi membuka gelaran Malang BI-Youth-Tiful Festival (MBF) 2025. Kegiatan ini digelar untuk memperkuat sinergi UMKM dalam rangka mendorong perkembangan ekonomi syariah.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, apresiasinya atas kegiatan MBF yang kembali digelar tahun ini. Adapun tema yang diangkat ‘Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi Regional’.
“MBF 2025 merupakan bentuk sinergi nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis nilai keadilan sosial. Kami dari Pemkot Malang mengapresiasi KPwBI atas terselenggaranya kegiatan ini,” seru Wahyu, saat menghadiri pembukaan MBF 2025 di Matos, Rabu (30/7/2025).
Wahyu menyambut pelaku UMKM dari berbagai daerah seperti Malang Raya, Pasuruan dan Probolinggo yang ikut berpartisipasi. Ia menegaskan, MBF 2025 menjadi bagian dari upaya mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya UMKM berbasis ekonomi syariah.
“Semoga Kota Malang menjadi jembatan strategis dalam mendorong perkembangan UMKM dan ekonomi daerah. Kegiatan ini sejalan dengan visi kami mendongkrak UMKM melalui program 1.000 event berdampak,” tambahnya.
Wahyu menekankan, Kota Malang tidak hanya diarahkan sebagai destinasi wisata, tapi juga sebagai pusat kegiatan UMKM dan ekonomi kreatif berbasis lokal. Ia menegaskan, keberhasilan pengembangan UMKM tak bisa dicapai sendiri oleh pemerintah, namun membutuhkan sinergi lintas sektor.
Sementara itu, Kepala KPwBI Malang, Febrina menjelaskan, MBF merupakan agenda tahunan dengan branding yang sama. Dimana kegiatan ini menyasar generasi muda sebagai motor penggerak ekonomi kreatif.
“Semangat kami adalah membangun kecintaan generasi muda terhadap produk lokal Indonesia. MBF 2025 juga menjadi bagian dari rangkaian Karya Kreatif Indonesia (KKI), serta Road to FESyar Jawa yang akan digelar di Surabaya September mendatang,” jelasnya.
Berbeda dari tahun sebelumnya, MBF 2025 menggandeng Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dari tujuh kabupaten/kota di karesidenan Malang Raya. Hal ini untuk menggali khazanah budaya, motif, kemudian karyanya terutama dalam bentuk desain produk. Baik produk kriya, fashion dan produk UMKM lainnya.
“Pesertanya juga lebih banyak tahun ini. Kami juga terintegrated dengan sentra kreatif Indonesia. Kegiatan ini kami harapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai target,” ujarnya.
Febrina menegaskan, Bank Indonesia berkomitmen mendukung pengembangan UMKM melalui tiga strategi utama. Antara lain, strategi kebijakan, implementasi serta sinergi yang dilakukan melalui penguatan korporatisasi, kapasitas dan pembiayaan kepada UMKM.
“Selain mempromosikan produk UMKM, MBF juga menjadi ajang meningkatkan kapasitas
dan meningkatkan akses pembiayaan. Baik melalui penyelenggaraan talkshow, workshop dan business matching pembiayaan,” terangnya.
Dalam penyelenggaraan MBF 2025 ini juga diserahkan fasilitas pembiayaan kepada tiga UMKM Mitra BI Malang. Yakni UMKM Padda Cafe yang mendapatkan pembiayaan dari Bank BNI, UMKM Pertanian Tebu dan Palawija mendapatkan pembiayaan dari Bank Mandiri. Kemudian UMKM Produksi Garam yang mendapatkan pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia.
“Penyelenggaraan MBF tahun ini juga disinergikan dengan upaya memperluas ekosistem halal melalui penguatan rantai nilai halal untuk mengembangkan ekonomi syariah. Upaya tersebut, salah satunya dilakukan melalui penyelenggaraan sertifikasi dan pelatihan kompetensi Juru Sembelih Halal (JULEHA). Ada juga pelatihan dan sertifikasi Nazhir, serta sertifikasi halal dapur MBG,” tambahnya.
Dalam penyelenggaraan MBF 2025 juga diserahkan sertifikat kompetensi kepada peserta pelatihan JULEHA, sertifikat kompetensi Nazhir, serta sertifikat Dapur Halal MBG. Yang menarik, turut diserahkan sertifikat apresiasi pembentukan ZONA KHAS pertama di wilayah kerja BI Malang yang berada di Gladak Serang Kota Probolinggo.
“Melalui penyelenggaraan MBF 2025, KPwBI Malang mengajak masyarakat untuk lebih mengapresiasi dan bangga menggunakan produk buatan dalam negeri. Serta mendukung pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” pungkasnya. (bas/rhd)