Malang, SERU.co.id – Wali Kota Malang, mengusulkan program operasi pasar murah pindah lokasi. Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor Pos Indonesia Cabang Malang buka suara.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, mendapat masukan dari para pedagang di pasar terkait stabilisasi harga. Hal itu terkait upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan, agar tidak terjadi lonjakan drastis menjelang IdulFitri.
“Ada masukan dari pedagang terkait kondisi (operasi pasar) di kantor pos, agar dipindah ke pasar. Alhamdulillah, nanti akan kami koordinasikan untuk kami sediakan tempatnya di pasar,” seru Wahyu, Senin (4/3/2025).
Wahyu menjelaskan, pemerintah akan berupaya mengadopsi konsep WTI (Warung Tekan Inflasi) untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan. Program itu telah dilaksanakan sebelumnya, dan dinilai mampu menjaga stabilitas harga bahan pangan.
Sementara itu, Kepala Kantor Pos Indonesia Cabang Malang, Mochammad Budiono, buka suara terkait usulan Wali Kota. Hal itu disampaikan setelah Wali Kota sidak ke Kantor Pos terkait pelaksanaan Operasi Pasar.
“Terkait usulan Wali Kota, kami harus koordinasi lebih lanjut dengan SKPD dan Dinas Perdagangan. Saat ini kami menyiapkan empat lokasi untuk operasi pasar murah, antara lain: di KCU Malang, Kecamatan Gadang, Dinoyo, dan Malang Barat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Budiono memaparkan, pihaknya menyediakan beras sebanyak 1.000 sak, minyak goreng 500 dus, dan gula sebanyak 2 ton. Gula dan minyak merupakan bahan pokok dengan jumlah permintaan tertinggi.
“Operasi pasar murah berlangsung sampai 29 Maret 2025. Karena program operasi pasar murah dipimpin langsung oleh Kementerian Pertanian,” imbuhnya.
Terdapat 4.500 gerai Kantor Pos di seluruh Indonesia yang dilibatkan dalam program operasi pasar murah. Kolaborasi dilakukan untuk memastikan ketersediaan pangan dengan harga terjangkau menjelang bulan Ramadan dan IdulFitri 2025.
Budiono menuturkan, pasokan pangan disediakan Perum BULOG, PT RNI, PTPN, PT Berdikari, PT PPI, serta sejumlah jaringan asosiasi komoditas pangan. Meski demikian, terkait stok beras SKHPN, pihaknya masih menunggu tambahan pasokan dari BULOG.
“Stok yang saat ini beredar merupakan stok awal. Biasanya, kalau stok mulai menipis, kami minta lagi,” pungkasnya. (ws13/rhd)
