Surabaya, SERU.co.id – Jelang memasuki bulan suci Ramadan dan mengantisipasi adanya kenaikan harga bahan pokok akibat fenomena panic buying di masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal optimalkan operasi pasar. Hal itu disampaikan Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kota Surabaya, Dewi Wahyu Wardani, Selasa (7/3/2023).
Menurut Dewi, pemerintah tiap hari selalu mengecek persediaan dan fenomena kenaikan harga di lapangan. Biasanya, jelang bulan Ramadan seperti sekarang, ada fenomena masyarakat yang panic buying.
“Untuk menyikapi Ramadan. Stoknya saat ini masih cukup, dalam satu bulan ke depan. Kami menghimbau warga untuk tidak panic buying,” kata Dewi dalam jumpa pers Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) jelang bulan Ramadan.
Senada dengan Dewi, Kepala Bidang Distribusi Perdagangan, Dinkopdag Kota Surabaya, Devie Afrianto menjelaskan, saat ini memang ada kenaikan pada komoditi tanaman holtikultura. Sebut saja seperti harga cabai merah. Menurutnya hal itu tidak lepas dari pengaruh cuaca saat ini.
Berdasarkan data dari siskaperbapo, terpantau harga cabai rawit merah ada kenaikan harga yang semula Rp60 ribu perkilo menjadi Rp 70 ribu. Begitu pula dengan harga cabai merah besar. Harga awalnya berkisar di angka Rp 25 ribu kini naik menjadi Rp 32 ribu.
“Kebutuhan saat ini mulai meningkat. Sedangkan supply sedikit terhambat karena pengaruh cuaca. Sehingga menyebabkan panen cabainya berubah siklusnya,” ucapnya.
Guna mengatasi itu, pemkot menurutnya saat ini sudah bekerja sama dengan pasar induk di Surabaya. Pasar induk ini menurutnya punya akses langsung dengan para petani.