“Kesulitannya karena saya ibu-ibu yang masih gaptek (gagap teknologi), jadi pemasaran memang saya agak kesulitan. Apa lagi online ya, kalau online lebih susah dari pada offline. Kataku offline ketemu orang ditawarkan, kalau online yang butuh ilmunya saya,” tutur Ika.
Dalam kemasan yang cantik, dengan berat bersih 100 gram, browniesnya dibandrol dengan harga Rp15 ribu. Dari hasil usahanya itu dalam satu bulan, ibu rumah tangga tersebut dapat meraup untung Rp2-3 juta.
Untuk saat ini produknya masih memiliki dua varian toping saja, yakni toping almond dan cokocip saja. Dia berharap kedepannya ada pelatihan-pelatihan lagi, untuk menambah ilmunya agar tercetus kembali varian anyar untuk brownies kering miliknya. (ws6/ono)
Baca juga:
- Indonesia Sukses Libas China Taipei 6-0 di Surabaya
- Danlanud Abd Saleh Ajak Prajurit Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Menjalankan Tugas
- Perwosi Batu Salurkan Bakat Olahraga Siswi SMP/Mts Lewat Turnamen Voli
- Deflasi Kota Malang pada Agustus 2025 -0,07 Persen, Inflasi Tahunan Terkendali 2,13 Persen
- Fenomena Corn Moon Berbalut Blood Moon Hiasi Langit Indonesia 7-8 September 2025