Batu, SERU.co.id – Kegiatan aparat gabungan dalam Pamor Keris untuk mengurai kerumunan di sekitar Alun-alun Batu kembali dilakukan, Sabtu (12/2/2022) malam. Sebelum beraksi di seputaran Alun-alun, tim Pamor Keris lebih dulu mendatangi beberapa cafe di Jalan WR Supratman. Polisi pun menutup perempatan Sini-sono untuk menghalau kendaraan yang akan masuk parkir ke Alun-alun Batu.
Sekretaris Satpol PP Kota Batu, Arief Rachmat Ardyasana mengatakan, kegiatan aparat gabungan Pamor Keris, termasuk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) didalamnya, bukan tanpa alasan. Ini dikarenakan, pihaknya tidak ingin terjadi ledakan pasien yang terpapar covid-19, sehingga Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Batu dinaikkan levelnya lagi.
“PPKM kan fluktuatif, kita menjaga supaya tidak sampai level tiga. Kalau sampai naik lagi ke level tiga, mau ndak mau nanti kita akan lebih keras lagi aturannya. Makanya jangan sampai naik ke level tiga, nah caranya seperti apa, tetap kita melakukan pembatasan lagi,” seru Arief.

Arief menjelaskan, pembatasan aktivitas terhadap masyarakat dilaksanakan ketika waktu menunjukkan pukul 21.00. Target utamanya Alun-alun Kota Batu, sentra aktivitas berkerumunnya warga. Pihaknya sengaja turun lapangan, agar masyarakat dengan sadar mengakhiri kegiatannya dan segera pulang.
“Pembatasan kami lakukan pada jam 9 malam, terutama menjadi fokusnya Alun-alun Batu. Nah untuk di alun-alun itu, kita caranya melakukan sosialisasi ya seperti itu salah satu bentuknya. Dengan seperti itu, nanti orang-orang akan mengurai sendiri,” tandasnya.
Mantan Camat Junrejo ini pun mengungkapkan, masyarakat pasti mengetahui tentang informasi dan berita tentang meningkatnya angka kasus covid-19. Serta konsekuensi pembatasan kegiatan sesuai level PPKM, sehingga pihaknya hanya bertugas untuk mengingatkan. Sekaligus melakukan penertiban secara humanis, bila masih ada masyarakat yang tetap berkerumun diatas jam sembilan malam.
“Masyarakat pasti sudah tahu, sudah punya media sosial, instagram dan sebagainya, pasti sudah pernah membaca tentang kenaikan ini. Saya cuma menjaga ini, supaya kita tidak naik level lagi,” ungkapnya.
Lebih lanjut disebutkan, Kota Batu pada awal Februari, tercatat delapan orang terpapar Covid-19, namun memasuki minggu kedua, angkanya sudah naik drastis. Ini menandakan, masyarakat mulai abai dengan protokol kesehatan, dan kembali beraktivitas berkerumun. Disamping alasan lain, varian Omicron yang memang memiliki daya tular tinggi.
“Batu awal-awal Februari ada delapan, sekarang sudah 200 lebih, bahkan satu hari bisa bertambah 50 orang. Jadi tidak mungkin kami hanya diam-diam saja untuk menyikapi hal ini,” tegasnya.
Untuk itu, pihaknya berharap, masyarakat dan wisatawan, khususnya di daerah alun-alun dan beberapa kawasan pusat kuliner di Kota Batu, perlu menyadari dan memaklumi. Apabila terdengar bunyi sirine dari kendaraan aparat sedang berpatroli, itu untuk mengingatkan batas waktu kegiatan di luar rumah jam 21.00. Selain itu, lampu-lampu di sentra PKL akan dipadamkan.
“Kita dalam penegakan, ya cuma dengan begitu, bukan apa-apa. Ini supaya eskalasinya tidak naik, ya kita terpaksa melakukan hal itu,” pungkasnya. (ws3/rhd)
Baca juga:
- SPPG Tlogowaru Kota Malang Pekerjakan Masyarakat Lokal Sukseskan Program MBG, Sasar 4.800 Pelajar
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara
- Alfamart Gandeng Puskesmas Ardimulyo Layani Posyandu ILP dan Edukasi Balita hingga Lansia
- Wali Kota Batu Terima Audiensi Jajaran Redaksi Memo X Group di Ruang Kerja