Malang, SERU.co.id – Banjir masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, khususnya di daerah RT 01, 13, 14 di RW 08 Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Dimana setiap hujan deras menjadi langganan banjir. Ada beberapa penyebab banjir, di antaranya sampah, sedimen (endapan pasir dan material), dan bangunan diatas sungai.
Waikota Malang, Drs H Sutiaji mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan material bangunan ke sungai. Terkait bangunan masyarakat yang menyalahi aturan, Pemkot Malang tidak memberikan toleransi.
“Kita memang zero toleran. Semua bangunan-bangunan yang memang menghambat pada saluran aliran air ya harus kita tertibkan. Hambatannya di masyarakat banyak mas,” jelas penyuka makanan pedas ini.
Skema penanganan banjir versi Pemkot akan membuatkan drainase dengan sistem irigasi besar kecil. Salah satunya, existing sudetan untuk mengurangi volume air dan jacking yang masih dalam proses pengerjaan. Ketika sudah jadi, bisa mengurangi genangan air, karena banyak genangan air kiriman dari beberapa titik dari sekitar Dieng.
“Nanti ini bisa dari Klaseman, Tidar, terus Galunggung, disini bisa rembetan (air) berkurang ketika banjir. Karena dialirkan ke Sungai Metro, sehingga debitnya disini tidak berkurang,” tandasnya.

Ketua RW 8, Soleh mengatakan, banjir terjadi bukan setiap tahun, akan tetapi setiap hujan deras turun menyasar RT 01, 13, dan 14. Menurutnya, banjir biasanya tidak lama, hanya berkisar satu jam setelah hujan. Ketika tanggul disamping sungai tenggelam, diperkirakan ketinggian air bisa mencapai satu meter lebih.
“Kami mengusulkan di Musrenbang untuk membuat sebuah embung dengan pengatur dam, dari sungai sebelah utara dan dari arah Ijen. Ketika bisa terealisasi, air bisa terkendali di tempat tersebut, sehingga tidak langsung masuk,” jelasnya.
Disebutkannya, terakhir kali sungai dibersihkan sebelum covid, atau sekitar tahun 2019. Ia menambahkan, penyebab lain banjir selain sungai dangkal juga disebabkan penyempitan sungai. Karena diatasnya ada bangunan beberapa klaster rumah.
“Setiap banjir membawa material, dangkal lagi mas. Kalau penyempitan sungai, karena lebarnya hanya 80 sentimeter dibawah, diatasnya ada klaster rumah, (mungkin) salah satu penyebab air cepat naik,” ucap Soleh, saat ikut meninjau di lokasi, Minggu (14/11/2021). (jaz/rhd)
Baca juga:
- Dampak Proyek Drainase, Perumda Tugu Tirta Minta Maaf Siagakan Tim 24 Jam
- Pulihkan Semangat Pasca Tragedi Kanjuruhan, Askab PSSI Malang Gelar Kursus Pelatih Lisensi D
- Bapenda Sambang Pondok Pesantren Sosialisasi Layanan Pajak di Hari Santri
- Dahan Pohon Beringin Raksasa di Ngajum Timpa Kabel Listrik dan Truk Parkir
- Entas Anak Tidak Sekolah, Pemkab Malang Bentuk Tim Saber ATS Kecamatan