Malang, SERU.co.id – Hari Lahir Pancasila diperingati berbagai cara. Salah satunya ormas yang mengatasnamakan ‘Malang Bersatu’ menyanyikan Indonesia Raya dan pembacaan Pancasila serentak, di sekitar Alun-alun Tugu Malang. Sekaligus simbolis Jogo Malang.
Ketua Koordinator Aksi, H Agus S Dewabrata
mengatakan, Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa yang damai. Maka seyogyanya lebih menggelorakan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari. Untuk menangkal paham-paham radikalisme.
“Kita ingin tunjukkan dengan kegiatan ini, kami dari ormas bersatu gabungan 37 ormas, sepakat demi Malang Damai, Malang Kondusif,” seru H Agus S Dewabrata, Selasa (1/6/2021).

Menurut H Agus S Dewabrata, di Kota Malang sendiri beberapa diduga ada indikasi mengarah intoleransi. Namun pihaknya tidak menjustifikasi sebelum adanya tindakan langsung, minimal pemerintah sudah membubarkan ormas tersebut.
Pihaknya meminta, pemerintah harus menerapkan kebijakan konkret di lapangan dalam penguatan ideologi. Tidak bisa dipungkiri, banyak masyarakat lupa dengan lagu kebangsaan maupun Pancasila itu sendiri.
“Kalau pemerintah ingin kembali menyemangati pemuda dengan nilai-nilai Pancasila, ya harus ada itu lagu-lagu seperti di Jogja, di Kediri dan lainnya,” seru Agus, sapaan akrabnya.
Tidak hadirnya pihak Pemkot Malang, ataupun perwakilan pemerintah membuat pihak ‘Malang Bersatu’ merasa kecewa. Dimintai keterangan, ada keperluan yang mendesak dan tidak bisa ditinggalkan.
“Agak kecewa memang, harusnya ada muncul salah satulah, jangan semua daring,” beber pria yang juga Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Malang.
Masih menurut Agus, dalam masa pandemi, tetap harus dikuatkan dalam penerapan protokol kesehatan (prokes). Hal tersebut sebagai upaya mendukung progam pemerintah, mendorong pemulihan dan peningkatan ekonomi.
“Kita harus semakin tangguh kalau kita bersatu. Kita mentaati prokes dan sebagainya otomatis aman ekonomi akan meningkat dan sebagainya,” ungkapnya.
Tampak ratusan massa menghadiri lokasi sejak 09.30 dengan berbagai ormas, baik dari agama Islam, Kristen maupun Katolik berbaur menjadi satu. Acara ditutup dengan doa bersama, dan peserta membubarkan diri secara tertib pukul 11.00. (jaz/rhd)
Baca juga:
- FKH UB Edukasi Manajemen Kurban dengan Prinsip Ihsan dan Higienis ke Anggota DMI dan Juleha
- Bupati Jember Raih Predikat WTP dari BPK
- Diduga Cemarkan Nama Baik, Ketua Komisi IV DPRD Laporkan Dua Akun Sosmed ke Polres Situbondo
- UB Kukuhkan Lima Profesor Baru Lintas Bidang Ilmu
- BPN Dorong Sensus Percepat 751 Lahan Wakaf Kota Malang Segera Bersertifikat