Malang, SERU.co.id – Banyak cara yang bisa dilakukan memperingati Hari Kartini pada 21 April 2021. Seperti beberapa anak berusia 4-15 tahun yang tergabung dalam komunitas inline skate Malang Freestyle Slalom Tim (MAFEST) bermain inline skate (sepatu roda dengan roda sejajar, red) dengan berbusana batik.
Salah satu pemain inline skate, Naraya Putri Ekira menuturkan, sangat senang bisa memperingati Hari Kartini. Pasalnya, jasa sosok pejuang kaum perempuan dimasanya hingga sampai sekarang, bisa dirasakan generasi penerus.
“Hari Kartini itu sangat spesial buat perempuan, soalnya Ibu Kartini memperjuangkan emansipasi perempuan,” seru Naraya Putri Ekira, selepas bermain sepatu roda di Jalan Ijen, Selasa (20/4/2021) sore.
Menurutnya, bermain dengan baju adat rasanya sangat menyenangkan. Pertama kali ada kesulitan, namun setelah terbiasa menjadi mudah.
“Sangat seru punya experience baru sih, main sama pakai baju adat ini,” jawab singkat Naraya, sapaan akrabnya.
Ditanya soal minat ke inline skate, dirinya mengatakan, berawal dari mengikuti ibunya. Pertama mencoba taekwondo yang lebih ke fisik, namun membuatnya tidak cocok. Hingga akhirnya menemukan club inline skate di Car Free Day (CFD) pada hari Minggu, sebelum pandemi.
“Kalau renang tidak mau, takut kelelep (tenggelam, red). Terus ada inline skate ini di CFD, akhirnya ikut,” ungkap siswi kelas lima MIN 2 Kota Malang ini.
Sementara, Pelatih MAFEST, Badai Risky mengatakan, kegiatan ini memperingati hari Ibu Kartini, sekaligus memperkenalkan inline skate freestyle Kota Malang. Sejumlah 12 anak ikut momen ini, dari jumlah total 49 anggota di Kota Malang.
“Pakaiannya kebaya adat Jawa, kita kombinasikan dengan inline skate freestyle biar tambah unik,” paparnya.

Disebutkannya, kegiatan show up telah terjadwal tahunan, dan kegiatan rutin latihan seminggu sekali. Sedangkan untuk busana adat ini baru pertama kali. Mengusung pesan yang ingin disampaikan, yaitu olahraga dan budaya.
“Mengajak berolahraga sekaligus menjaga kelestarian tradisi budaya kita dan ibu kita Kartini,” terangnya.
Pihaknya mengatakan, pernah mendapat juara satu event lomba regional Jawa Timur di Madura. Kemudian masuk posisi enam besar nasional lomba di Yogyakarta. Padahal peserta anak yang meraih juara tersebut, baru dua setengah tahun belajar inline skate.
Dirinya menambahkan, di freestyle tidak ada batasan usia maksimal, namun minimal usia 6 tahun. Untuk kategori profesional dibagi tiga kelas, yakni usia 6 sampai 12 tahun masuk junior, usia 12 hingga 17 tahun termasuk youth. Terakhir 17 sampai 50 tahun termasuk kategori senior, yang semuanya masuk profesional.
Lebih lanjut, Badai mengaku, kesulitan dalam melatih anak berusia 4 sampai 6 tahun. Karena dengan usia segitu, basicnya hanya ingin main-main saja.
“Kalau dilatih jalan tidak mau, tidak bisa diajari, menunggu dan mengikuti moodnya anak-anak. Kalau sudah usia enam tahun ke atas sudah bisa diatur,” tandasnya. (ws1/rhd)