Faida – Vian Siap Melayani dan Memberi Solusi

Debat Publik Putaran II Pilkada Jember 2020 - Faida - Vian Siap Melayani dan Memberi Solusi
Debat Publik Putaran II Pilkada Jember 2020 - Faida - Vian Siap Melayani dan Memberi Solusi
Debat Publik Putaran II Pilkada Jember 2020

Jember, SERU.co.id – Memimpin adalah melayani dan memberi jalan keluar. Demikian diungkapkan Calon Bupati Jember nomor urut 1, dr Faida MMR dalam debat calon bupati dan wakil bupati putaran kedua Kabupaten Jember, di Studio JTV, Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/11/2020) malam.

Calon petahana ini lantas membeberkan sejumlah data selama memimpin Jember, dalam debat bertema ‘meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan menyelesaikan persoalan daerah’ itu.

Bacaan Lainnya

“Penyediaan 248 ambulans desa adalah wujud mengejar golden periode pelayanan, 24 jam sehari. Tinggal telepon dan gratis. Lima puluh puskesmas dan 135 puskesmas pembantu (pustu) sudah direvitalisasi. Sembilan puluh enam pustu baru sudah dibangun,” katanya.

Perekaman kartu tanda penduduk elektronik pada 2020 sudah mencapai 99,37 persen. “Salah satu yang tertinggi di seluruh Indonesia,” kata Faida.

Pasangan No 1 di Pilkada Jember (Faida - Vian) - Siap Melayani dan Memberi Solusi
Pasangan No 1 di Pilkada Jember (Faida – Vian)

Tiga puluh pasar rakyat yang dulu kumuh, menurut Faida, kini sudah terevitalisasi. “Jauh melampaui target RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) sebanyak 22 pasar. Pada 2019, 65 persen atau 414 ribu kepala keluarga telah terlayani air bersih,” katanya.

Faida juga menyebutkan peningkatan kualitas jalan. “Pada 2016, hanya 49 persen jalan dalam kondisi baik dan sedang alias jalan mantap. Di akhir 2019, jalan mantap sudah lebih dari 80 persen,” katanya.

Sebanyak 412 ribu meter persegi jalan lingkungan, menurut Faida, sudah terbangun. “Jember sudah bebas desa sangat tertinggal. Dari 2016 ke 2019, dari 46 desa tertinggal, sisa lima desa saja. Desa maju dari 60 menjadi 83 desa, desa mandiri dari lima menjadi sembilan desa,” kata Faida.

“Hampir tujuh ribu rumah warga miskin diperbaiki. Ke depan, kami akan perbaiki 50 ribu rumah warga yang berlantai tanah dan berdinding gedheg,” kata Faida.

Sementara itu, Calon wakil bupati Jember, Dwi Arya Nugraha Oktavianto (Vian) memuji Faida, calon bupati petahana, sebagai sosok pemimpin yang tegak lurus,

Oktavianto mengatakan perubahan tak boleh dihentikan. “Lima tahun ke depan kami berkomitmen menuntaskan agenda reformasi birokrasi untuk membangun pemerintahan yang tegak lurus, bebas KKN, bebas pungli, dan melayani rakyat sepenuh hati. Saya bangga memiliki bupati yang tegak lurus. Saya adalah bagian dari pemimpin perubahan,” katanya.

Pada kesempatan itu, Calon bupati Abdus Salam dan calon wakil bupati Ifan Ariadna mempertanyakan fungsi ambulans desa dalam menangani sektor kesehatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kunci solusi penanganan kesehatan ada pada puskesmas.

Salam lebih memilih mengembangkan pusat kesehatan masyarakat yang tersebar di desa-desa dan kecamatan-kecamatan. Menurutnya, setiap sakit, masyarakat tidak harus langsung dikirim ke rumah sakit. “Kita masih memiliki puskesmas-puskesmas dan Pustu-Pustu (Puskesmas Pembantu),” katanya, dalam debat calon bupati dan wakil bupati Jember putaran kedua, di Studio JTV, Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/11/2020) malam.

Menurut Salam, puskesmas adalah solusi bagi kesehatan masyarakat. “Karena kalau langsung dibawa ke rumah sakit, persepsi masyarakat yang tadinya sakit demam, sakit gigi, dan sakit kepala, akan ada psikis yang tertekan. Apalagi pada masa pandemi seperti ini, ambulans bukan solusi malah jadi hantu buat masyarakat,” katanya.

Salam juga mempertanyakan soal biaya penggunaan ambulans desa. “Saya dengar ada biayanya untuk perjalanan ke rumah sakit. Maka di sini saya berharap, puskesmas menjadi solusi untuk kesehatan,” katanya.

 “Mungkin program ambulans (desa) itu niatnya baik. Tapi pada kenyataannya, prosesnya, fungsi controlling pemerintah tidak berjalan maksimal. Ambulans tersebut pada realita di lapangan bisa dibisniskan oleh oknum-oknum tertentu,” kata Ifan.

Mendapat sanggahan, Faida, calon bupati petahana, mengatakan, ambulans desa berbeda dengan transportasi umum dan digunakan untuk kondisi kedaruratan. “Orang kaya pun sopirnya tidak stand by 24 jam. Orang melahirkan walau punya tiga mobil, sopirnya tidak stand by 24 jam,” katanya.

Faida juga memastikan bahwa penggunaan ambulans desa itu gratis. “Kalau ada yang berbayar, tolong laporkan kepada kami, karena kami sudah mengumumkan kepada semua pihak: bukan untuk membawa ke kota, tapi untuk membawa layanan terdekat,” katanya. (red)

disclaimer

Pos terkait