Amerika Serikat Izinkan Remdesivir Bagi Pasien Covid-19

Remdesivir - Amerika Serikat Izinkan Remdesivir Bagi Pasien Covid-19
Remdesivir. (ist)

Amerika Serikat, SERU.co.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui penggunaan obat antivirus remdesivir bagi pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Persetujuan ini membuat remdesivir menjadi obat pertama yang disetujui untuk menangani covid-19 di Amerika Serikat.

Penggunaan remdesivir ini berdasarkan analisis data dari tiga uji klinik pada pasien covid-19 gejala ringan hingga berat secara acak dan terkontrol. Remdesivir diizinkan dalam penggunaan darurat baru oleh FDA. Aturannya, remdesivir boleh digunakan untuk pasien anak di rumah sakit yang berusia 12 tahun dan cukup berat untuk menerima obat intravena.

Bacaan Lainnya

“Persetujuan hari ini didukung oleh data dari berbagai uji klinis yang telah dinilai secara ketat oleh badan tersebut dan merupakan tonggak ilmiah penting dalam pandemi Covid-19,” kata seorang Komisaris FDA, dilansir dari BBC.

FDA memberikan persetujuan bagi remdesivir yang diproduksi oleh Gilead Sciences pada Kamis (22/10/2020). Nantinya, remdesivir akan dijual dengan merek bernama Veklury seharga Rp 45,8 juta atau 3.120 dolar US untuk pengobatan selama 5 hari. Sementara, harga bagi pembelian oleh pemerintah adalah 2.340 dolar US atau sekitar Rp 34,3 juta.

Pihak produsen Gilead menjelaskan, pihaknya sedang berusaha untuk memenuhi permintaan dari dalam AS dan mengantisipasi permintaan secara global di akhir Oktober 2020 ini. Gilead bahkan berencana untuk mengembangkan obat versi hirup yang bisa digunakan di luar rumah sakit.

Kendati disetujui sebagai obat covid-19 pertama, pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, uji coba global terapi covid-19 tidak menemukan efek substansial remdesivir. Obat ini tidak memberikan efek substansial pada jangka waktu perwatan pasien di rumah sakit.

Kendati demikian, FDA tidak menggubris pernyataan tersebut. Sebab, di sisi lain, studi lebih lanjut perlu dilakukan oleh para ahli.

“Persetujuan resmi FDA tidak mengubah estimasi (penjualan) atau pandangan kami untuk remdesivir karena obat itu telah dicap sebagai standar perawatan sebelum adanya persetujuan resmi,” ucap analis Raymond James, Steven Seedhouse. (hma/rhd)

disclaimer

Pos terkait