Malang, SERU.co.id – Menyambut bonus demografi 2040, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menawarkan konsep Triple Helix untuk pembangunan nasional. Konsep yang menyandingkan teknologi-ekologi-ekonomi dalam nation building ini, disajikan dalam Seminar Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (Semsina) 2020 secara daring.
“Teknologi tanpa menyentuh ekologi, tidak memberi solusi. Hanya menyisakan masalah. Mungkin persoalan bisa selesai sekarang, tapi nantinya akan muncul persoalan baru,” seru Rektor ITN Malang, Dr Ir Kustamar MT, di sela Semsina 2020 yang diinisiasi oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITN Malang, Sabtu (24/10/2020).
Teknologi tanpa ekologi, lanjut Kustamar, akan menghambat ekonomi. Sehingga dengan terhambatnya ekonomi, masyarakat sulit bergerak membangun Indonesia. Ekonomi ibarat bensin penggerak mesin bernama bonus demografi. Dengan ekonomi, bonus demografi 2030 akan termanfaatkan dengan baik.
“Bonus demografi 2030, tidak akan jadi bonus tanpa ekonomi. Itu malah akan jadi beban negara. Kalau teknologi digandengkan ekologi, pembangunan akan berkelanjutan. Kalau ekologi baik, ekonomi akan meningkat,” bebernya.
Lebih lanjut, Kustamar berharap melalui Semsina berskala nasional bisa menghasilkan suatu rekomendasi penyelesaian permasalahan pembangunan berkelanjutan. Harapannya, dengan Triple Helix, warisan pembangunan berkelanjutan akan menyelamatkan generasi masa depan.
Untuk merangkai Triple Helix, Semsina menghadirkan para ahli dan praktisi yang kompeten di bidangnya dari lintas sektoral, seperti perguruan tinggi, pemerintah, praktisi, dan tokoh masyarakat. Seperti Dr Ir Agus Justianto MSc (Kepala Badan Litbang Inovasi Kementerian LHK), Prof Ir Joni Hermana, MSc, ES, PhD (akademisi lingkungan), Dr Ir Ibnu Sasongko MT (akademisi dan planner nasional), dan Ir Bambang Irianto (praktisi dan penggagas Kampung 3G).
“Untuk Semsina 2020, kami menghadirkan tokoh kearifan lokal Kota Malang seperti kampung 3G, dan kampung-kampung yang lain. Ini adalah Semsina ketiga sejak 2018. Semua narasumber tersebut mengupas bersama konsep Triple Helix,” ujar Dr Evy Hendriarianti ST MMT, Ketua Pelaksana Semsina, didampingi Kahumas ITN Malang, Ari Wibisono.
Evy mencontohkan inisiator Kampung 3G, Bambang Irianto, yang sukses menggagas Kampung 3G dengan menyentuh konsep Triple Helix. Kampung yang digagasnya adalah cikal bakal teknologi-ekologi-ekonomi, yang kemudian diduplikasikan di kampung-kampung lainnya secara nasional.
Selain itu, melalui publikasi hasi riset, masyarakat akan mengetahui berbagai program dari pemerintah dan teknologi apa saja yang bisa diterapkan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.
“Sedikitnya ada 23 pemakalah dari 18 perguruan tinggi dan instansi terkait se-Indonedia yang mempresentasikan hasil risetnya kepada 261 peserta seminar melalui daring,” tandas Evy. (rhd)