Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melaporkan, realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung jawab Sosial Perusahaan (TSP) per Oktober 2025 tembus Rp7 miliar. Karena itu, pihaknya menggelar Musrenbang Tanggung jawab Sosial Perusahaan (TSP) untuk memperkuat sinergisitas dengan perusahaan.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, program CSR menjadi salah satu strategi pembangunan daerah. Berkat sinergi yang baik, realisasi CSR di Kota Malang meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
“CSR ini menjadi salah satu skema yang kita dorong, karena ada penurunan TKD. Harapan kami, CSR bisa membantu menutupi prioritas yang harus segera direalisasikan,” seru Wahyu, usai membuka Musrenbang TSP di Hotel Grand Mercure Mirama, Kamis (30/10/2025).
Menurut Wahyu, pendekatan Pemkot Malang terhadap pelaksanaan CSR tidak hanya dilakukan secara formal. Tetapi juga harus dengan membangun komunikasi santai dan terbuka bersama masyarakat dan pelaku usaha.
“Saya ingin nanti ada forum atau acara bersama masyarakat, agar perusahaan juga tahu kebutuhan riil di lapangan. Dengan begitu, kontribusi mereka bisa lebih tepat sasaran,” ungkapnya.
Meski demikian, Wahyu mengakui, masih ada sejumlah perusahaan yang belum menyalurkan kontribusinya. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang telah melakukan pendataan dan akan melakukan sosialisasi.
“Keterlibatan CSR sangat penting. Sinergi dunia usaha dengan pemerintah mendorong keberhasilan pembangunan daerah,” ujarnya.
Sekretaris Bappeda Kota Malang, Tedy Sujadi Sumarna menjelaskan, pelaksanaan Musrenbang TSP bertujuan mempertemukan pemerintah dengan pelaku usaha. Melalui pertemuan ini, mereka dapat menyinergikan program tanggung jawab sosial perusahaan dengan arah pembangunan daerah.
“Tujuannya, memperkuat kapasitas dan peran perusahaan sebagai mitra pembangunan. Penyelarasan program diperlukan untuk mencegah tumpang tindih program CSR dengan program yang bersumber dari APBD,” terangnya.
Tedy memaparkan, pada tahun 2025 terdapat 3.811 usulan Musrenbang yang belum dapat diakomodasi dalam APBD. Dari jumlah tersebut, baru 0,18 persen atau 7 usulan yang berhasil direalisasikan melalui program CSR perusahaan.
“Program CSR yang telah terealisasi pada 2024–2025 mencakup lima bidang utama. Antara lain sosial dan pengentasan kemiskinan, sarana-prasarana dan lingkungan hidup, UMKM, kesehatan, serta pendidikan dan pengembangan SDM,” jelasnya.
Lebih lanjut, Tedy melaporkan realisasi program CSR yang tidak tertampung dalam APBD Tahun 2025. Di bidang sosial terdapat pemberian makan gratis bagi lansia dan dhuafa, hingga bantuan sembako dari berbagai perusahaan, seperti McDonald’s, BNI, Telkom dan PHRI.
“Bidang sarana-prasarana meliputi revitalisasi halte, perbaikan TPS, hingga penyediaan air bersih dari berbagai BUMN dan hotel di Kota Malang. Sedangkan di bidang pendidikan, pemberian beasiswa, bantuan laptop dan perangkat digital dari PT PLN, BRI, Telkom, serta rehabilitasi sekolah rusak,” urai Tedy.
Tedy melanjutkan, realisasi CSR di bidang kesehatan melibatkan sejumlah rumah sakit dan perusahaan swasta. Programnya antara lain: pemeriksaan kesehatan gratis, edukasi pencegahan stunting dan program donor darah.
Dalam Musrenbang ini, Pemkot Malang juga membagi fokus pembangunan dalam empat program tematik. Program tersebut sejalan dengan Dasa Bakti, yakni Ngalam Laris, Ngalam Tahes, Ngalam Rijik dan Ngalam Ngopeni. Masing-masing menyoroti aspek ekonomi, kesehatan, lingkungan dan sosial.
“Sebagai bentuk apresiasi, kami memberikan sertifikat penghargaan kepada enam perusahaan yang dinilai aktif mendukung pembangunan melalui program CSR. Sinergi dengan perusahaan ini sangat penting, agar pembangunan di Kota Malang bisa berjalan berkelanjutan dan tepat sasaran,” tandasnya. (bas/rhd)








