Johor Bahru, SERU.co.id – Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPS) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya melaksanakan kegiatan kerja sama nyata dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) pada tahun 2025. Kegiatan ini diikuti oleh delapan mahasiswa yang berhasil lolos seleksi.
Selain menjalankan program pertukaran mahasiswa yang mengikuti perkuliahan di UTM, juga dilakukan pertukaran dosen yang mengajar di Program Studi Psikologi UTM, serta kegiatan community service di lingkungan kampus tersebut. Program ini merupakan tahun kedua dari Student Mobility, dan diharapkan menjadi pendorong bagi bertambahnya bentuk kolaborasi pada tahap berikutnya.
Sekretaris Program Studi Psikologi UINSA, Syafruddin Faisal Thohar, menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Fakultas Psikologi dan Kesehatan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, industri, sekolah, dinas sosial, hingga lembaga terkait lainnya.
“Alhamdulillah, kami berusaha keras untuk mewujudkan kerja sama tersebut di UTM,” tutur Syafruddin di Kampus UTM, Johor Bahru, Malaysia, Selasa (28/10/2025).
Dalam kegiatan ini turut serta para dosen Psikologi, yakni Lufiana Harnany, Rizma Fithri, Endang Wahyuni, Muhammad Syifaul Muntafi, Fahmi Aufar Asyraf, dan Syafruddin Faisal Thohar.
Sementara itu, Prof. Dr. Siti Aisyah binti Panatik, selaku Wakil Dekan Faculty of Social Sciences and Humanities Department of Psychology UTM, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar program Student Mobility dapat dilanjutkan dengan kegiatan lain seperti pengabdian masyarakat dan penelitian bersama.
“Semoga program ini dapat terlaksana tiap tahun. Joint supervision atau pembimbingan bersama, co-supervisor dari universitas mitra, semoga juga dapat dilakukan,” ujarnya.
Pihak UTM, melalui Abdullah Mohd Nawi, Pengurus Hubungan Luar dan Global, menyambut baik kerja sama yang sedang dijalankan serta menyatakan kesediaannya untuk melakukan kunjungan balasan ke UINSA. Sementara itu, Norashikin Mahmud, Chair School of Human Resource Development & Psychology, menyampaikan rencana mengirimkan lima mahasiswa untuk menjalani magang intensif di perusahaan dalam waktu dekat, bekerja sama dengan Prodi Psikologi UINSA.
Lufiana Harnany, Kaprodi Psikologi UINSA, menjelaskan bahwa program Student Service Learning antara UINSA dan UTM merupakan bentuk pengabdian di berbagai bidang, seperti pendidikan di sekolah, praktik di perusahaan, pendekatan klinis di rumah sakit dan puskesmas, serta pendampingan sosial. Kegiatan ini dilaksanakan dalam kerangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Selama kunjungan dan diskusi antarkampus antara Fakultas Psikologi dan Kesehatan UINSA serta Faculty of Social Sciences and Humanities Department of Psychology UTM, dilaksanakan pula presentasi oleh Endang Wahyuni mengenai Mental Health Week Agenda pada Selasa, 28 Oktober 2025. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan Expressive Art as Therapy bagi mahasiswa UTM dalam sesi Community Service.
Kepala Laboratorium Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Rizma Fithri, menambahkan bahwa kerja sama penelitian antara Prodi Psikologi UINSA dan Psikologi UTM masih dalam tahap diskusi, terutama terkait tema riset dan pendampingan. Ia berharap kemitraan internasional ini memberikan pengalaman berharga dalam bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Sebagai visiting lecturer, Muhammad Syifaul Muntafi membawakan materi tentang psikologi kesehatan, khususnya kebiasaan dan regulasi diri dalam membentuk perilaku sehat. Ia mencontohkan penerapannya melalui pengurangan kebiasaan buruk seperti merokok atau konsumsi makanan tidak sehat dengan melakukan prakondisi untuk memutus kebiasaan tersebut. Materi ini juga menanggapi pertanyaan Hafist, mahasiswa semester 7 UTM, yang menanyakan perihal layanan kesehatan di Indonesia, termasuk regulasi terkait larangan merokok dan dampaknya.
Sementara itu, Lufiana Harnany menjadi dosen tamu di UTM dengan membawakan materi psikologi positif, mengenai model Happiness yang mencakup aspek Health Attributional Style, Pressure, Interpersonal Relationship, Nature, Extraversion, Spirituality, dan Self Esteem. Para dosen kemudian berdiskusi mengenai komponen pembentuk kebahagiaan, berbagi pengalaman, serta memahami konsep kebahagiaan melalui prinsip to know, to have, to do.
Dalam sesi tersebut, setiap mahasiswa juga berbagi pandangan dan pengalaman pribadi tentang arti kebahagiaan bagi mereka. Sebagian besar menyebut bahwa sumber kebahagiaan mereka berasal dari faktor eksternal.
“Happiness happy itu tidur dengan nyenyak,” ujar Fifi, mahasiswa semester 7 Prodi Psikologi UTM. (*/ono)








