Kaesang Pangarep Menang Pemira PSI 2025 dan Pertahankan Kursi Ketua Umum

Kaesang Pangarep Menang Pemira PSI 2025 dan Pertahankan Kursi Ketua Umum
Kaesang Pangarep kembali terpilih sebagai Ketua Umum PSI. (ist)

Solo, SERU.co.id – Kaesang Pangarep kembali terpilih sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) periode 2025–2030. Dalam Pemilu Raya (Pemira) PSI dengan mekanisme e-voting, Kaesang unggul telak atas dua pesaingnya. Tak hanya itu, Joko Widodo juga menyatakan mendukung penuh PSI.

Berdasarkan hasil resmi yang diumumkan dalam Kongres PSI di Solo, Jumat (18/7/2025), Kaesang meraih 65,28 persen suara. Disusul Bro Ron dengan 22,23 persen dan Agus memperoleh 12,49 persen. Dari 187 ribu anggota yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT), sebanyak 157.579 anggota menggunakan hak pilihnya.

Bacaan Lainnya

“Kita sudah menyaksikan hasil akhir pemilihan raya PSI. Selamat kepada pemenang Mas Kaesang Pangarep,” seru Plt Ketua Umum PSI, Andy Budiman, saat mengumumkan hasil Pemira.

Kaesang pertama kali bergabung dengan PSI pada 23 September 2023. Dua hari kemudian, ia ditunjuk sebagai Ketua Umum menggantikan Giring Ganesha yang mengundurkan diri. Melalui Pemira 2025 ini, Kaesang berhasil mempertahankan posisinya.

Sementara itu, mantan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo hadir dalam Kongres PSI. Ia menyatakan, dukungan penuhnya terhadap PSI.

“Oleh sebab itu saya akan full mendukung PSI,” tegas Jokowi yang disambut tepuk tangan dan sorakan kader PSI.

Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni menjelaskan, mekanisme e-voting dalam Pemira 2025 dikembangkan secara mandiri oleh kader PSI dengan pengujian dari para ahli IT. Menurutnya, partisipasi lebih dari 50 persen anggota merupakan capaian positif untuk Pemilu internal pertama ini.

“Dari 187 ribu anggota yang teregistrasi dan diverifikasi, sebanyak 137 ribu telah memberikan suara melalui e-voting. Turn out ini sangat baik untuk pengalaman pertama,” ujarnya.

Ketua Dewan Pembina PSI, Jeffrie Geovanie mengungkapkan, gagasan Pemira datang langsung dari Kaesang.

“Bayangkan, dia yang tidak perlu bertarung justru menawarkan gagasan untuk mengambil risiko. Padahal bisa saja dia dikalahkan dalam pemilihan,” kata Jeffrie. (aan/mzm)

 

disclaimer

Pos terkait