Losipka, Protokol Kesehatan Lengkap ala ITN, Berikan Perlindungan Maksimal

Rektor ITN memasuki Losipka penyemprotan antiseptik. (rhd)

Malang, SERU – Ketika virus corona menempel seseorang yang akan masuk ke gedung Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, hampir dipastikan virus tersebut akan musnah. Pasalnya, ada 4 tahapan yang wajib dilalui dosen, karyawan, mahasiswa tingkat akhir dan tamu, sebelum masuk gedung di ITN.

Bacaan Lainnya

Laiknya prosedur kesehatan, pertama wajib diukur suhu tubuhnya dengan thermo gun. Kedua, memasuki Lorong Siap Kerja Otomatis (Losipka) jenis spray penyemprotan disenfektan otomatis. Ketiga Losipka jenis pengering. Dan terakhir, mencuci tangan di wastafel. Yang menarik dan berbeda dengan protokol kesehatan lainnya, yakni adanya Lorong Siap Kerja Otomatis (Losipka).

Mengeringkan secara maksimal di Losipka pengering. (rhd)

Rektor ITN Malang, Dr Ir Kustamar MT mengatakan, sesuai namanya Losipka, lorong ini harus dilalui siapapun, khususnya civitas akademika ITN Malang, sebelum bekerja atau kuliah. “Dengan protokol kesehatan lengkap seperti Losipka ini, maka virus corona akan mati. Sehingga civitas akademika ITN siap untuk bekerja atau kuliah. Dan semuanya serba otomatis menggunakan sensor tanpa perlu tekan-tekan tombol,” urai Kustamar.

Losipka ini, lanjut Kustamar, sebagai wujud kepedulian Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang terhadap kesehatan generasi penerus bangsa. “Sesuai tema atau tagline, peduli kesehatan generasi penerus bangsa. Dengan Losipka ini, maka kesehatan generasi penerus bangsa dapat terjaga, khususnya dari Covid-19,” imbuh mantan Wakil Rektor 1 ITN pada periode sebelumnya ini.

Tak seperti bilik semprot lainnya, Losipka berbentuk lorong agar benar-benar efektif membunuh kuman bahkan virus. Losipka didesain memiliki dua bilik yang saling terhubung berbentuk lorong. Satu bilik untuk penyemprotan disenfektan dan bilik satunya berfungsi untuk pengering sekaligus penyinaran ultraviolet agar kuman maupun virus mati semua. Keduanya memiliki bentuk seperti potongan kapsul, dengan tujuan penyemprotan dan suhu pengeringan tetap terjaga.

Kustamar bersama Aladin, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

“Kalau bilik disenfektan yang ada di masyarakat selama ini cenderung bikin basah. Padahal kalau pakaian basah, jadi tidak nyaman untuk kerja. Selanjutnya masuk di bilik Losipka pengering agar bisa dikeringkan secara maksimal dengan sinar UV yang dapat membunuh bakteri atau virus. Sehingga badan tidak basah dan siap kuliah atau langsung kerja,” terang orang nomer satu di ITN Malang ini.

Ketua Tim Perancang Losipka, Aladin Eko Purkuncoro ST, MT, menjelaskan fasilitas Losipka ini dirancang serba otomatis. Penggunanya tinggal masuk dan mengikuti arahan penjaga yang siap mendampingi. “Kami mengkonsep dan membuatnya hingga menjadi sempurna butuh waktu observasi dan evaluasi sekitar 2 bulan. Membutuhkan biaya sekitar Rp. 15 Juta. Alhamdulillah dengan beberapa evaluasi sudah jadi sempurna dan nyaman,” terang Aladin, sapaan akrabnya.

Losipka dilengkapi dengan sistem Konveyor Real yang terpasang di beberapa springkle bermata 0,3 milimeter yang menyemprot dengan halus layaknya kabut. Demikian pula dengan lampu UV yang berada di lorong pengering bersuhu hangat khusus untuk pengeringan badan bagi pengguna. “Kami membuka kesempatan untuk lembaga lain memiliki Losipka ini. Silakan ke ITN, nanti tim yang akan menjelaskan secara detail,” tandas Aladin. (rhd)

\

disclaimer

Pos terkait