Akademisi: Pariwisata Malang Raya Perlu Dapat Perhatian Khusus Provinsi dan Pusat

dosen manajemen perhotelan fakultas vokasi ub, dr ahmad faidlal rahman se.par msc. (ist) - Akademisi: Pariwisata Malang Raya Perlu Dapat Perhatian Khusus Provinsi dan Pusat
Dosen Manajemen Perhotelan Fakultas Vokasi UB, DR Ahmad Faidlal Rahman SE.Par MSc. (ist)

Batu, SERU.co.id Suasana libur Lebaran 2023 bisa dirasakan di kota Batu, Jatim. Objek wisata masih terpantau ramai, bahkan memasuki sepekan Idul Fitri ini rombongan yang menggunakan armada bus mulai terpantau meningkat.

Dengan label sebagai Kota Pariwisata, pemerintah Kota Batu juga telah berupaya untuk meningkatkan layanan kepada para pemudik dan wisatawan yang datang ke Kota berjuluk Kota Apel ini. Namun kritik dari wisatawan tentang kenyamanan berwisata kota Batu masih juga terjadi. Menurut akademisi pariwisata, DR Ahmad Faidlal Rahman SE.Par MSc Pariwisata di Kota Batu khususnya dan Malang Raya umumnya perlu mendapatkan perhatian khusus dari Pemprov dan pemerintah pusat.

Bacaan Lainnya

“Pariwisata Malang raya ini memang menjadi sebuah kawasan pariwisata strategis yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Malang Raya ini menjadi jujukan bagi orang luar Malang Raya ataupun orang Malang Raya sendiri untuk datang dan beraktivitas wisata,” serunya.

Faid, sapaan akrabnya menyebutkan, wisatawan yang hadir mulai dari level destinasi di desa ataupun yang bersifat artifisial. Sehingga perlu dicari sebuah solusi bagaimana menata pariwisata Malang Raya menjadi lebih baik dan berkualitas. Pemerintah perlu turut andil dalam menciptakan kenyamanan wisata baik dari perspektif wisatawan maupun perspektif stakeholder pariwisata.

“Nyaman menurut wisatawan belum tentu nyaman menurut pelaku usaha pariwisata, dan begitu juga sebaliknya,” ungkapnya.

Dosen Manajemen Perhotelan Fakultas Vokasi UB itu menjelaskan, segmen pasar wisatawan ke Kota Batu adalah daya tarik wisata yang bersifat artifisial. Termasuk wisata alam yang sudah mendapatkan sentuhan modernisasi. Sementara untuk daya tarik pendukung lainnya adalah wisata seperti hiking, climbing dan paralayang.
“Ini tidak bisa lepas semua karena segmen pasar kita adalah segmen pasar wisatawan Nusantara,” imbuhnya.

Ia pun berharap, pemerintah provinsi dan pusat bisa menjembatani pemerintah di tiga daerah yakni Pemkot Malang, Pemkab Malang dan Pemkot Batu agar berkolaborasi membangun pariwisata bersama. Pasalnya, berbicara tentang pariwisata sebenarnya borderless atau tanpa batas. Namun, kewenangan tetap dimiliki oleh masing-masing pemerintah daerah.

“Sementara ini kolaborasi pembangunan pariwisata di tiga daerah Malang Raya sudah ada dalam bentuk diskusi, namun yang saya lihat eksekusinya belum nampak,” pungkasnya. (dik/mzm)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *