• Forum konsultasi publik rancangan awal perubahan RPJMD 2017-2022 dan RKPD 2021
Batu, SERU.co.id – DPRD Kota Batu berharap perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2021, bukan hanya menampung kenginan Pemkot Batu saja. Namun harus juga berasal dari pokok pikiran (pokir) masyarakat Kota Batu yang ditampung oleh dewan agar bisa teralisasi.
Pasalnya pokir merupakan aspirasi murni kebutuhan masyarakat. Untuk itu, domain seharusnya bukan dari eksekutif (pemkot) saja agar seimbang. “Pokir itu merupakan kebutuhan sesungguhnya/real untuk mengimplementasikan kebutuhan masyarakat. Harus seimbang,” harap Wakil Ketua I DPRD Kota Batu Nurochman, dalam forum konsultasi publik rancangan awal perubahan RPJMD 2017-2022 dan RKPD 2021 di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani, Senin (23/2/2020).
Nurochman mewakili anggota lain, ingin program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat menjadi prioritas pembangunan ke depan. Seperti pengembangan desa wisata untuk menjadikan desa berdaya sesuai visi misi Pemkot Batu. “Perubahan dan penyelarasan RPJMD, kami harap yang bisa dirasakan langsung masyarakat. Pengembangan desa wisata salah satu contohnya,” urai politisi Partai PKB ini.
Pasalnya, Pemkot lebih mengutamakan wisata buatan untuk menjamu wisatawan. Padahal potensi desa masih banyak yang bisa digali, misal suasana alam dan pemandangan yang lebih ditonjolkan dan tidak semua wilayah memiliki.
“Kalau mengandalkan wisata buatan, kita pasti kalah dengan luar negeri yang lebih maju. Apalagi keinginan wali dan wakil, itu ada pemberdayaan. Ada wisata internasional. Nah, karakteristiknya ya alam kita ini. Kalau artificial, di negara mereka sudah lebih baik. Maka desa wisata, potensi alam kita harus menjadi unggulan di kebijakan pemerintah daerah,” tuturnya kembali.
Menanggapi proyek kereta gantung, Nurochman menjelaskan lagi, jika itu sudah sesuai Kepres 80/2019. Tapi, ia menyarankan untuk dikaji, apakah kereta gantung/cable car menjadi kebutuhan ideal yang diperlukan oleh masyarakat Batu. “Dikaji dan rencana matang, apakah memang masyarakat membutuhkannya.
Lha DPRD saja belum mengetahui, penempatannya di mana, titik yang menjadi penopang kereta gantung di mana,” masygulnya.
Selain peningkatan desa wisata dan kereta gantung, ada beberapa program prioritas yang diutamakan memasuki tahun ketiga kepemimpinan Dewanti – Punjul. Misalnya pembangunan SMP Negeri 7 Junrejo dan rest area Pasar Besar Batu.
Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso menerangkan, jika forum ini merupakan penyelarasan program Pemkot Batu seiring dengan adanya beberapa perubahan yang signifikan. Baik dari masyarakat, pokir dewan, termasuk sikon Kota Batu yang tidak sama saat pembuatan RPJMD yang telah disusun 2017-2022.
“Memang ada beberapa perubahan. Misalnya pembangunan kereta gantung yang awalnya hanya direncanakan sebelah selatan atau jalan kembar, namun berubah lebih panjang. Kemudian kereta gantung akan dibiayai oleh Pemda atau swasta,” terang Punjul.
Kemudian, pembangunan pasar besar yang harus dibuatkan rest area. Kebutuhan tambahan sekolah di Junrejo dan perubahan lahan kuning menjadi hijau, karena banyaknya pembangunan seperti di Torongrejo yang harus disinkronkan dalam Raperda Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDRTK). “Lalu untuk peningkatan desa wisata di Kota Batu. Karena desa wisata menjadi daya tarik bagi wisatawan luar daerah dan luar negeri,” tutupnya. (rka/rhd)