Cara Cerdas Menentukan Prioritas Ala Founder Exora Learning

Praktisi Bisnis dan SDM, Budi Santoso. (ist) - Cara Cerdas Menentukan Prioritas Ala Founder Exora Learning
Praktisi Bisnis dan SDM, Budi Santoso. (ist)

Kuadran kedua adalah penting dan tidak mendesak. Yaitu kegiatan yang memiliki pengaruh terhadap tercapainya goals tetapi masih bisa dijadwalkan. Kuadran ini berisi kegiatan-kegiatan yang bila dilakukan secara kontinyu akan memberikan pengaruh dan perbedaan yang besar pada kehidupan.

“Misalnya merawat mobil secara berkala, mengikuti kursus bahasa Inggris setiap minggu, Membaca buku 30 menit setiap hari, olahraga rutin dan lain-lain,” ujarnya lagi.

Bacaan Lainnya

People Services & Country Learning Manager itu juga menjelaskan, kuadran ketiga adalah tidak penting tapi mendesak. Kuadran ini berisi aktivitas yang tidak bisa dijadwalkan, tidak bisa diprediksi datangnya, tapi sebenarnya tidak berpengaruh terhadap pencapaian goals. Contoh kegiatan di kuadran ini antara lain, menerima telpon dari sales kartu kredit, undangan rapat mendadak dimana expertise tidak begitu diperlukan di rapat tersebut dan menerima tamu mendadak yang tidak ada hubungan dengan goals.

“Hati-hati dengan kuadran ini. Kita sering tertipu seakan-akan semua yang mendesak adalah hal penting, padahal belum tentu. Aktifitas di kuadran ini sering disebut sebagai time stealer,” imbuhnya.

Yang terakhir, kuadran keempat, yaitu tidak penting dan tidak mendesak. Aktivitas di kuadran ini tidak memiliki banyak manfaat, namun rasanya menyenangkan untuk dilakukan. . Kegiatan ini bisa membuat terlarut, oleh karena itu sering disebut sebagai time waster.

“Misalnya membaca berita di jam kerja, scroll social media saat jam kerja, buka aplikasi online shop dan lain-lainnya,” pungkasnya.

Dengan memahami dan menguasai penggunaan matrix eissenhower ini, dapat mengkalisifikasikan tugas, kegiatan atau semua aktivitas yang akan dilakukan dengan bijak dan cerdas. Namun yang sangat penting, strategi apa yang harus dilakukan untuk masing-masing kudran. Strategi inilah yang menentukan produktivitas.

“Anda dihargai bukan karena apa yang Anda pikirkan, tapi apa yang anda kontribusikan,” tandasnya. (dik/mzm)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *