Stress dengan Pekerjaan Jangan Buru-buru Resign, Lakukan Ini!

Pakar Human Capital Management, Budi Santoso. (ist) - Stress dengan Pekerjaan Jangan Buru-buru Resign, Lakukan Ini!
Pakar Human Capital Management, Budi Santoso. (ist)

Batu, SERU.co.id – Tuntutan pekerjaan, lingkungan kerja yang toxic dan masalah hubungan dengan atasan adalah tiga dari sekian banyak masalah di pekerjaan yang bisa mengakibatkan seseorang mengalami stress. Akibatnya seorang karyawan menjadi tidak produktif, atau bahkan stuck di karir yang tidak kunjung ada peningkatan.

Sebuah survey yang dilakukan oleh Gallup, lembaga internasional terpercaya, menemukan bahwa sebanyak 44% pekerja di dunia mengalami stress di tempat kerjanya.

Bacaan Lainnya

Pakar Human Capital Management, Budi Santoso mengatakan, stress yang dialami oleh pegawai ini menjadi salah satu penyebab utama mereka memutuskan untuk mengundurkan diri (resign) dari pekerjaannya. Bahkan itu dilakukan sebelum mereka mendapatkan pekerjaan yang baru.

“Ada fakta menarik bahwa lebih dari 50 persen karyawan yang resign sebelum mendapatkan pekerjan memerlukan waktu 1 hingga 3 bulan untuk mendapatkan pekerjaan baru,” seru Head of HR People Services – Rentokil Initial Indonesia ini.

Budi menyarankan, sebelum memutuskan untuk mengirimkan surat pengunduran diri ke HRD perusahaan, masih bisa mengikuti tips yang akan sangat membantu. Pertama, ketahui dengan pasti apa penyebab persoalan yang dihadapi di tempat kerja.

Apakah faktor internal, seperti kurangnya kompetensi kita dalam menjalankan pekerjaan. Atau karena faktor external seperti atasan yang tidak support, rekan kerja yang toxic dan lain sebagainya.

“Mengetahui sumber masalah ini penting karena akan menentukan langkah apa yang efektif untuk dilakukan,” cetusnya.

Sebagai contoh, jika masalahnya adalah faktor internal yang ada pada diri Anda, seperti kurang mampu memanage waktu, maka resign bukan solusi yang akan menyelesaikan masalah. Meskipun Anda pindah ke perusahaan lain, masalah ini akan tetap ada dan dihadapi di perusahaan baru. Meningkatkan kemampuan managemen waktu adalah langkah terbaik dibandingkan dengan resign dari perusahaan.

“Tetap berupayalah bekerja dengan baik dan memberikan hasil sesuai target, jika memungkinkan melebihi target. Dan tetap tunjukkan sikap profesionalisme dalam bekerja, karena bagaimanapun selama masih tercatat dan dibayar oleh perusahaan,” tuturnya.

Budi, begitu sapaannya menyebutkan, setuap karyawan hendaknya tetap meningkatkan kompetensi. Karena kompetensi ini yang akan menambah nilai jual di dunia profesional.

“Pengalaman yang saya alami, sebagian besar karyawan yang sudah tidak kerasan dan berencana resign menunjukkan penurunan kinerja yang cukup signifikan. Selain tidak profesional, hal ini akan membuat reputasi Anda jadi ternoda yang pada akhirnya malah mempersulit untuk mendapatkan pekerjaan baru,” lanjutnya.

Tips selanjutnya adalah menjalin network yang lebih luas di luar kantor. Hal ini bisa dilakukan dengan bergabung di komunitas profesi, komunitas hobi atau menghadiri seminar-seminar yang memungkinkan Anda untuk menambah relasi. Ini penting dilakukan untuk membuka lebih banyak peluang baru dan mengkatkan reputasi Anda di luar lingkungan kantor.

“Tidak jarang para profesional mendapatkan pekerjaan baru dari jalur networking ini,” imbuhnya.

Terakhir, cari dan pilih perusahaan yang tepat sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan Anda. Bahasa viralnya “carilah tempat dimana kamu dibutuhkan dan dihargai”. Cari tahu dulu, reputasinya, lingkungan kerja, value management nya dan lain-lain. Jangan sampai Anda keluar dari kandang harimau masuk ke kandang buaya, artinya perusahaan yang baru ternyata tidak lebih baik dari perusahaan yang lama.

“Saya ingatkan, jangan asal pindah ke perusahaan baru, anda harus bersabar dan selektif. Tips diatas semoga dapat membantu Anda bisa mendapatkan tempat dan posisi yang lebih baik. Salam, Budi Santoso,” pungkasnya. (dik/mzm)

disclaimer

Pos terkait