Lebih lanjut, Green Entrepreneur inilah yang harus ditanamkan kepada para alumni dengan karakterisasi sebagai enterpreneur. Setelah itu, baru kemudian para alumni dapat menjadi seorang pengusaha yang memiliki karakter bijak dan tetap memperhatikan konteks lingkungan.
“Keuntungan penting, tapi kemanfaatan pada lingkungan itu jauh lebih penting. Itu spirit yang kita ingin kembangkan,” tandasnya.
Mengusung tema Green Paradigm and Innovative Action for Sustainable Prosperity, kegiatan ini dikemas dalam berbagai rangkaian. Mulai dari Brawijaya International Conference, International Conference Applied Science Vicational Education, hingga International Student Conference on Creative Industry yang melibatkan partisipan dalam dan luar negeri.
“Dalam bidang Pengabdian Masyarakat juga dilaksanakan Kampus Sehat yang dilakukan dengan screening massal keluarga besar UB. Kemudian lomba senam sebagai ekspresi menjaga kesehatan warga kampus kita,” timpalnya
“Dan Tetenger Bumi atau penanaman tanaman langka yang dapat menyerap air di lahan kampus Kepanjen. Serta wilayah tangkapan air di desa Srimulyo Dampit Kabupaten Malang,” jelas Unti.
Selain itu, juga digelar lomba implementasi Green Campus antar Fakultas se-UB, Brawijaya Mengaji dan Berzikir yang berpusat di MRP. Berbagai lomba alah raga, sepakbola, tenis meja, dan bulu tangkis, kemudian jalan sehat dan konser, serta napak tilas Raden Wijaya.
Guru Besar Etika Bisnis dan Profesi tersebut menambahkan, peringatan Lustrum XII UB kali ini agak berbeda. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sehingga ada sedikit warna berbeda.
“Contohnya di setting acara ada penampilan animasi perjalanan UB dan kesejarahan Raden Wijaya sebagai pendiri Kerajaan Majapahit. Nama ketenaran raja-raja Majapahit akan ditampilkan dalam wujud animasi infografis begitu pula perkembangan UB dari tahun ke tahun,” katanya.
